Impor Beras : Pertimbangkan Produksi Dalam Negeri!

Bisnis.com,12 Mei 2015, 18:50 WIB
Penulis: Dara Aziliya

Bisnis.com, JAKARTA – Merepons wacana untuk mengimpor beras demi menjaga stabilisasi harga selama puasa dan lebaran, Kementerian Pertanian menyatakan saat ini produksi dalam negeri masih dapat menopang permintaan selama Juni-Juli tahun ini.

Dalam data rekapitulasi yang dipaparkan Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Hasil Sembiring, terungkap hasil panen dalam empat bulan pertama dan proyeksi stok persiapan bulan puasa tahun ini cukup stabil.

“Apalagi dalam enam bulan pertama pemerintahan baru luas tanam kita bertambah 700 ribu hektare. Intinya jika melihat produksi beras dan stok yang kita miliki saat ini, kita belum perlu impor,” kata Hasil di jakarta, Selasa (12/5).

Terkait wacana impor beras, Hasil mengungkapkan saat ini dia mengkhawatirkan penyerapan Bulog yang dinilai masih cukup rendah.

Padahal, Kementan dan Bulog telah memiliki tim pemantau harga pembelian gabah dan beras yang dibentuk berdasarkan Permentan Nomor 21/Permentan/PP.200/4/2015.

Permentan yang ditandatangani Mentan Amran Sulaiman per 4 April lalu tersebut mengatur tentang pedoman harga pembelian gabah dan beras di luar kualitas oleh pemerintah.

“Pak Menteri telah menyurati [pemerintah] daerah untuk selalu meng-update Bulog agar mereka mengetahui di mana lokasi panen dan bagaimana mengaksesnya,” kata Hasil.

Adapun, kemampuan penyerapan Bulog adalah 8%-10% produksi beras setiap tahunnya.

Jika tahun ini Kementan menargetkan produksi 73,4 ton GKG yang setara dengan sekitar 46 juta ton beras, maka untuk menekan impor, pengadaan beras Bulog sedikitnya harus mencapai 4 juta ton.

Dari keterangan Bulog, saat ini stok di gudang berjumlah 750.000 ton. Perum Bulog mengaku lambatnya penyerapan juga dipengaruhi oleh mundurnya panen raya.

Data Ditjen Tanaman Pangan menunjukkan produksi beras selama Januari-April tahun ini mencapai 17,7 juta ton, dengan tingkat konsumsi setiap bulan sebesar 2,67 juta ton, surplus beras dalam empat bulan pertama mencapai 7 juta ton.

Adapun, untuk pasokan selama bulan puasa yang jatuh pada Juni-Juli tahun ini, data menunjukkan ketersediaan beras dalam negeri yaitu 8,87 juta ton.

Dengan kebutuhan konsumsi per bulan sebesar 2,67 juta ton, surplus beras selama Juni-Juli diprediksi mencapai 3,5 juta ton.

Selain itu, Hasil pun menduga adanya pihak-pihak yang menyimpan gabah dan menunggu waktu-waktu tertentu untuk dapat dipasarkan, seperti penggilingan-penggilingan besar dan pedagang.

Untuk itu, Hasil merekomendasikan kementerian terkait untuk segera melakukan pengecekan untuk mnghindari lambungan harga beras di pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini