Pengganti Pupuk, Tanaman Bunga Matahari (Titonia) Untungkan Petani

Bisnis.com,16 Mei 2015, 16:41 WIB
Penulis: Redaksi
Petani mengangkat padi hasil panennya di Persawahan Tombolo Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (28/4)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pakar/Peneliti Ilmu Tanah, Nurhajati Hakim mengatakan tanaman Bunga Matahari Meksiko atau  Titonia sangat menguntungkan bagi petani.

"Tanaman Titonia ini bermanfaat mengganti sebagian kandungan pupuk buatan, penyubur tanah, pestisida alami dan pencegah erosi di sawah," katanya.

Dia memaparkan sebagai pengganti pupuk, tanaman ini memiliki kandungan unsur Nitrogen (N) sebesar 4%, kemudian Fosfor (P) sebesar 4,1% dan Kalium (K) 0,59% .

Dengan komposisi demikian, paparnya, tanaman Titonia yang dijadikan kompos kemudian disebar ke tanah mampu menggantikan 25%-50% pupuk buatan NPK.

"Bagi petani tentunya hal ini menguntungkan sebab selain menghemat pengeluaran untuk pupuk, tanaman Titonia sebagai penggantinya pun mudah didapatkan".

Sebagai contoh di Sumatera Barat (Sumbar), tanaman ini secara liar melimpah di daerah pinggir jalan Kota Padang Panjang hingga Kecamatan Koto Baru Agam.

"Selain dapat mengganti penggunaan pupuk, kompos Titonia ini juga berguna sebagai bahan organik untuk memperbaiki unsur hara dalam tanah," ujarnya.

Dalam hal ini, memungkinkan tanah yang awalnya tidak produktif menjadi subur.

Dia mencontohkan saat melakukan penelitian di Kabupaten Dharmasraya Sumbar yang cenderung memiliki tanah kurang subur.

Dengan teknologi pengapuran dan penambahan kompos Titonia ini, lahan yang tidak produktif menjadi subur dan hasil pun meningkat.

"Adanya Titonia dekat sawah atau ladang menjadikan tanaman ini sebagai penangkal alami hama".

Selain itu kehadiran Titonia ini juga menjadi sebuah penghalang terjadinya erosi tanah.

Sebab Titonia memiliki sistem perakaran yang kuat dan mampu menjadi penghalang turunnya tanah.

"Dengan banyak keuntungan ini sudah seharusnya petani memanfaatkan Titonia ini semaksimal mungkin".



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusran Yunus
Terkini