Bisnis.com, JAKARTA--Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengatakan pemerintah harus tetap membuka opsi merger untuk memperkuat posisi industri perbankan dalam mengadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
"Indonesia masih sangat tabu mendengar kata merger. Konsolidasi itu sangat perlu untuk menghadapi MEA, karena bank-bank di Indonesia masih juara 10 di Asean," ungkapnya di Jakarta, baru-baru ini.
Sigit mengatakan bank-bank yang menjadi juara di Asean masih Singapura sedangkan perbankan Thailand sudah menjadi juara 6,7,8 dan 9 dari sisi aset.
Sementara itu, Indonesia masih menjadi juara 10 untuk tingkat Asean, sehingga kata Sigit, perlu adanya penguatan modal yang cepat melalui merger.
Menurutnya, opsi merger harus terbuka terus meski sensitif untuk dibicarakan. Menurutnya, saat ini kemampuan perbankan dalam menyalurkan kredit cenderung melambat untuk membiayai perekonomian Indonesia.
Di sisi lain, Sigit mengatakan agar semua pemangku kepentingan juga mewujudkan tersusunnya arsitektur perbankan, setelah itu menyusun arsitektur perbankan Indonesia, lalu menyusun Undang-undang Perbankan.
Menurutnya, untuk mewujudkan hal-hal tersebut maka perlu perbincangan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia, pemerintah dan pelaku kepentingan usaha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel