Menteri Gobel Ngamuk Instansinya Kebobolan Peredaran Beras Palsu

Bisnis.com,19 Mei 2015, 19:37 WIB
Penulis: Lili Sunardi
Pedagang memperlihatkan beras Setra Ramos yang diduga bercampur dengan bahan sintetis, di Pasar Tanah Merah Mutiara Gading Timur, Mustika Jaya, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/5/2015)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel meminta jajarannya segera mengecek kebenaran adanya beras palsu yang beredar di masyarakat.

Gobel mengatakan dirinya telah meminta salah seorang direktur jenderalnya untuk melihat peredaran beras plastik dan beras impor dari China. Pasalnya semasa kepemimpinannya, Kementerian Perdagangan tidak pernah mengeluarkan izin untuk impor beras.

“Dari mana sumbernya. Apakah itu beras palsu, beras selundupan. Saya juga minta Bea Cukai untuk melakukan koordinasi,” katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Selasa (19/5/2015).

Gobel menuturkan pihaknya harus memastikan kebenaran adanya beras palsu yang beredar di masyarakat, sebelum menentukan langkah selanjutnya. Dia pun meminta masyarakat segera melaporkan keberadaan beras palsu tersebut ke Direktorat Jenderal Standarisasi dan Perlindungan Konsumen (SPK).

Sebelumnya, Polsek Bantargebang mengamankan seorang pemilik kios beras bersama empat orang karyawannya, karena memiliki dan menjual beras sintetis. Hal tersebut terbongkar setelah Polsek Bantargebang melakukan inspeksi mendadak kepada kios yang diduga menjual beras sintetis di Bekasi.

Berdasarkan pengakuannya, pemilik kios mendapatkan beras sintetis tersebut dari salah satu distributor beras asal Karawang, Jawa Barat.

Inspeksi mendadak tersebut dilakukan setelah pengakuan seorang warga Bekasi yang memperoleh beras palsu. Beras tersebut dicampur ke dalam beras asli yang dibelinya.

Beras yang diduga terbuat dari bahan sintetis itu tidak hancur saat direbus dengan air. Selain itu, beras sintetis hanya memiliki warna bening, sedangkan beras asli memiliki warna bening dengan putih susu di dalamnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini