Tingkatkan Jaringan Pemipaan, Palyja Siapkan Rp2,5 Triliun

Bisnis.com,19 Mei 2015, 18:21 WIB
Penulis: Puput Ady Sukarno
Layanan Palyja/Jakarta.go.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), operator penyediaan dan pelayanan air bersih untuk wilayah Barat Jakarta, menginvestasikan Rp2,5 triliun guna meningkatkan jaringan pemipaannya.

Presiden Direktur Palyja Jacques Manem mengatakan dana investasi sebesar itu akan diwujudkan untuk penambahan jaringan pemipaan sepanjang 2.500 kilometer demi menjangkau 95% cakupan layanan pada 2020.

"Tambahan jaringan pipa distribusi sepanjang 2.500 kilometer ini untuk melayani 250.000 sambungan baru pelanggan standar," tuturnya, di sela peresmian instalasi pengambilan air baku Kanal Banjir Barat (KBB) dengan teknologi Moving Bed Bio-film Reactor (MBBR), Selasa (19/5/2015).

Jacques menambahkan guna mencapai 95% cakupan pelayanan di 2020, selain perbaikan dari sisi jaringan dengan penyiapan capex sebesar Rp2,5 triliun, pihaknya juga melakukan sejumlah inovasi dalam peningkatan sumber air baku, melalui pembangunan instalasi pengambilan air baku Kanal Banjir Barat (KBB) dengan teknologi Moving Bed Bio-film Reactor (MBBR).

Penerapan teknologi terbaru ini untuk meningkatan pasokan air bersih kepada 150.000 masyarakat bagian Barat Jakarta dan merupakan langkah awal mencapai 95% cakupan layanan di 2020.

"Teknologi ini dikembangkan Degremont Indonesia dan merupakan yang pertama kali di Indonesia dan bahkan Asia Tenggara," tuturnya.

Jacques memaparkan pada prosesnya, teknologi ini menggunakan medium-medium kecil yang yang dinamakan 'Meteor' untuk melakukan pra- pengolahan air baku yang diambil dari Kanal Banjir Barat, yang mana kualitas baku mutunya diketahui sangat buruk lantaran telah tercemar limbah domestik maupun industri.

"Proses ini akan menguraikan kadar polutan dalam air, seperti misalnya amoniak, sehingga layak menjadi air baku untuk selanjutnya dapat diolah menjadi air minum," ujarnya.

Dia mengatakan saat ini ketersediaan pasokan air Palyja kepada pelanggan hanya sekitar 8,5 m3/detik, karena pasokan air baku belum bertambah signifikan sejak 1998.

"Diperlukan sedikitnya 12,8 m3/detik air bersih untuk melayani 95% warga," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini