Pemerintah Proyeksi Ekonomi 2016 Tumbuh 6,2%, BI Tak Yakin Tercapai

Bisnis.com,20 Mei 2015, 18:10 WIB
Penulis: Yanita Petriella
Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2011-2015. / Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia pesimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 belum dapat mencapai 6%.

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo mengatakan pihaknya memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 belum dapat melebihi level 6%.

"Kalau pemerintah sekarang mengajukan pertumbuhan ekonomi 2016 di range 5,8% hingga 6,2% mungkin kami belum sampai lewat dari 6%," ujarnya di Gedung BI, Rabu (20/5/2015).

Kendati demikian, dia menuturkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 akan lebih baik dibandingkan tahun ini.

Pertumbuhan ekonomi di 2016, lanjutnya, akan ditopang oleh peran pemerintah dalam menyerap anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sehingga akan berdampak pada investasi yang cukup besar

Kondisi ekonomi global pun diperkirakan akan mulai membaik ditandai dengan ekonomi Eropa, Amerika, Jepang yang mulai bertumbuh akan dapat memperbaiki pasar ekspor Indonesia.

"Harga komoditi memang pada 2015 ini terkoreksi, tadinya diperkirakan hanya menurun 5% tetapi ternyata turun lebih dari 11%. Itu bukan dari 8 komoditi utama saja tetapi komoditi ekspor Indonesia secara umum dan diharapkan tahun depan akan ada perbaikan ekonomi global dan tentu harga komoditi bisa lebih baik," tuturnya.

Agus memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 berada di sekitar 5% hingga 6%.

"Jadi masih ada di tengah 5% sampai 6%. Secara umum, saya belum bisa menyampaikan secara lengkap. Tentunya pada saat pembahasan pertemuan antara pemerintah dan DPR dimana BI juga akan diundang, kami akan menyampaikan lebih detail terkait ekonomi di 2016," ucap Agus.

Sebelumnya, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2016 sebesar 5,8% hingga 6,2%.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan dengan memperhitungkan perkembangan perekonomian terkini baik global maupun domestik, maka pertumbuhan ekonomi pada 2016 diperkirakan akan mencapai 5,8% hingga 6,2%.

Asumsi tersebut dipasang dengan mempertimbangkan kondisi global dan domestik.

"Kondisi ekonomi global belum membaik jadi pemerintah akan mengandalkan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah akan menjadi pemicu utama pertumbuhan ekonomi. Jadi, lebih bertumpu pada faktor dalam negeri," kata Bambang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini