Waduuhhh... Beras Plastik Bisa Bahayakan Sistem Reproduksi!

Bisnis.com,22 Mei 2015, 17:27 WIB
Penulis: Tisyrin Naufalty Tsani
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menunjukkan sampel beras bercampur bahan sintetis usai memberikan keterangan pers hasil uji laboratorium beras sintetis di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/5). Menurutnya, hasil uji laboratorium temuan beras sintetis di Pasar Tanah Merah, Mutiara Gading Timur pada beberapa waktu lalu dengan hasil positif bercampur tiga bahan kandungan kimia benzyil butyl phtalate (BBP), diethyl hexyl phthalate (DEHP), dan dimethyl phthalateshalate (DMP) yang merupakan bahan pembuat PVC./Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Unsur phthalat yang terkandung dalam beras palsu rupanya bisa menganggu sistem reproduksi manusia. Bagaimana penjelasannya?

Hasil penelitian dari Sucofindo yang disampaikan secara luas kepada masyarakat mendapatkan bahwa beras palsu yang ditemukan di Bekasi mengandung bahan pembuat plastik yaitu Benzyl Butyl Phthalate (BBT), Bis 2-ethylhexyl Phthalate (DEHP) dan Diisononyl Phthalate (DNIP).

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Gastro Enterologi Hepatologi Ari Fahrial Syam mengatakan unsur phthalat yang ada dalam kompenen beras palsu dari Bekasi tersebut bisa diserap oleh usus, masuk ke dalam darah dan sampai di hati.

Sebagian besar zat ini akan dikeluarkan melalui kencing. Namun, zat ini akan merusak liver sehingga sistem pencernaan akan terganggu.

 “Phthalat juga dapat masuk ke sistem reproduksi sehingga menyebabkan terjadinya kemandulan terutama pada pria,” kata Ari melalui keterangan resmi, Jumat (22/5/2015).

Penelitian pada tikus yang dilakukan oleh peneliti Jepang beberapa tahun lalu dengan menggunakan Benzyl Butyl Phthalate menemukan bahwa pada dosis tertentu, zat ini akan merusak sistem reproduksi pria karena tubuh salah mengenali zat ini. Tubuh menganggapnya sebagai hormon sehingga merusak sistem reproduksi pria. 

Ari yang juga staf Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) ini menjelaskan pada wanita zat ini juga akan mengganggu sistem reproduksi sehingga bisa menimbulkan masalah pada menstruasi bagi wanita usia produktif.

Sebuah penelitian pada manusia membuktikan kadar yang tinggi dari zat tersebut pada urin ibu yang baru melahirkan mempengaruhi kondisi bayinya.  Pada bayi ditemukan skrotum dan penis  yang kecil.

Hal ini membuktikan bahwa phthalat bisa menembus plasenta sehingga akan berbahaya pada janin jika dikonsumsi berlebihan pada ibu hamil. 

Ari menganjurkan masyarakat untuk banyak mengonsumsi sayur dan buah yang  banyak mengandung vitamin, mineral dan anti oksidan. Selain itu, mengonsumsi air  sesuai dengan yang dianjurkan. Tujuannya adalah agar bisa mengurangi efek samping  dari paparan zat yang berbahaya ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bastanul Siregar
Terkini