NASIB ROHINGYA: Pemerintah Didesak Tarik Dubes RI di Myanmar

Bisnis.com,22 Mei 2015, 23:26 WIB
Penulis: Redaksi
Pengungsi Rohingya terdampar di Laut Aceh, tepatnya di Desa Meunasah Sagoe, Seuneudon, Aceh Utara, Aceh, Minggu (10/5/2015)./Antara-Syifa

Kabar24.com, JAKARTA - Organisasi kemasyarakatan Islam dan Budha se-Jawa Timur menggelar aksi unjuk rasa mengecam penindasan dan pembantaian etnis muslim Rohingya oleh mayoritas umat Budha Myanmar, Jumat (22/5).

Organisasi dari dua agama itu menyuarakan rasa keprihatinannya di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya.

Pengurus Wali Umat Buddha (Walubi) Jawa Timur, Romo Sunarto mengatakan tidak ada ajaran dalam agama mana pun yang membolehkan melakukan penindasan terhadap umat agama lain.

Karena itu, pihaknya mengutuk keras tindakan umat Budha Myanmar yang menindas minoritas muslim Rohingya.

“Penindasan itu melanggar moralitas agama Buddha. Kami mendesak pemerintah pusat agar merumuskan solusi dan mendorong negara ASEAN untuk mendukung perdamaian.”

Sunarto berharap Indonesia melaporkan kasus pembantaian etnis Rohingya tersebut ke Perserikatan Bangsa-Bangsa agar dilakukan investigasi dan pengusutan. Dia ingin para oknum yang bersalah di Myanmar dihukum berat.

“Semoga semua makhluk bahagia dan terbebas dari kebencian,” ujarnya.

Koordinator pengunjuk rasa dari Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur, Andry Dewanto Ahmad menjelaskan, dalam aksi keprihatinan tersebut, dia menggandeng berbagai elemen masyarakat. Di antaranya Fatayat Nahdlatul Ulama, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama, Ikatan Pemuda Nahdlatul Ulama, Majelis Agama Buddha, Walubi, dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.

“Sudah ribuan jiwa melayang sia-sia,” ucapnya.

Andry mendesak pemerintah secara terbuka mencabut hubungan bilateral dengan Myanmar sebagai bentuk protes. Misalnya, dengan menarik Duta Besar Indonesia untuk Myanmar dan melayangkan gugatan ke PBB.

“Pemerintah juga harus mendukung Gubernur Aceh dalam membantu pengungsi Rohingya  dan mengajak masyarakat untuk membantu Rohingya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusran Yunus
Terkini