Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. tengah mengkaji penjualan saham (initial public offering/IPO) anak usahanya, PT BNI Syariah.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan IPO BNI Syariah tidak akan dilakukan dalam waktu 2 tahun mendatang.
"BNI Syariah kami lihat penambahan modal masih bisa dipenuhi dari dalam. Jadi IPO belum dalam waktu dekat," ungkapnya saat berbincang dengan Bisnis.com di sela peresmian Pelabuhan Terminal Teluk Lamong di Surabaya akhir pekan lalu.
BNI Syariah diakuinya memang tengah memerlukan tambahan modal Rp500 miliar-Rp1 triliun pada tahun depan. Penambahan modal itu dilakukan untuk menjaga ekspansi pembiayaan perseroan sebesar 25% per tahun pada 2016.
Penambahan modal dilakukan agar rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tetap terjaga pada level 15%. Sejumlah opsi penambahan modal tengah digodok a.l. suntikan modal langsung, sub debt, hingga strategic investors.
Hingga akhir 2015, BNI Syariah memperkirakan CAR perseroan akan tergerus menjadi 12,8%-13% dari posisi Maret 2015 sebesar 15%. Sepanjang tahun ini, BNI Syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 25% dengan perolehan pada akhir Maret 2015 mencapai Rp15,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel