Bisnis.com, JAKARTA--Meski sejumlah perbankan telah memangkas suku bunga deposito, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memperkirakan belum ada perubahan signifikan terhadap tren alokasi investasi hingga semester I/2015.
Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perusahaan asuransi jiwa mengalokasikan investasi mencapai Rp70,29 triliun ke instrumen obligasi, selebihnya sekitar Rp68,21 triliun ditempatkan di reksadana, dan 44,03 triliun di deposito pada kuartal I/2015.
“Secara umum, kebijakan investasi perusahaan asuransi jiwa itu dinamis. Tetapi, melihat keadaan saat ini, saya rasa tidak akan ada perbedaan yang mencolok,” kata Plt. Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu ketika dihubungi Bisnis, Selasa (26/5).
Namun, dirinya menegaskan keputusan investasi bergantung terhadap kebijakan investasi tiap perusahaan asuransi. Togar mencontohkan, ketika indeks harga saham gabungan (IHSG) melorot tajam, ada beberapa perusahaan asuransi yang justru memborong saham karena harganya murah.
Sebaliknya, Direktur Utama PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya (CAR Life) Freddy Thamrin mengungkapkan pihaknya masih menghindari instrumen saham karena kondisi finansial belum stabil.
“Sekitar 30%-40% ditempatkan di obligasi, lalu diikuti reksadana 10%-15%, dan sisanya di saham dan deposito,” jelasnya.
Pada tahun ini, CAR Life berencana memperbesar alokasi investasi di pasar modal seperti obligasi, reksadana dan saham. Perusahaan asuransi jiwa yang terafiliasi dengan Salim Grup ini menargetkan hasil investasi double digit pada tahun ini.
“Tahun lalu, imbal hasil yang kami kantongi skeitar 7%. Sekarang, berharapnya bisa berkisar 15%-20%, tetapi ya lihat keadaan pasar juga lah,” ucapnya.
Pada saat yang sama, perseroang juga berniat untuk terus memperbesar porsi produk asuransi berbasis investasi yakni unit link. Hingga saat ini, produk asuransi CAR Life yang paling diminati adalah unit link.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel