Tak Mau Rugi, Ahok Minta Swasta Kelola GOR di Jakarta

Bisnis.com,26 Mei 2015, 03:24 WIB
Penulis: Feni Freycinetia Fitriani
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (15/5/2015)./JIBI-Akhirul Anwar

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah DKI Jakarta berencana menawarkan pengelolaan gelanggang olah raga (GOR) di Ibu Kota kepada pihak swasta. Langkah tersebut dilakukan Pemprov DKI untuk meminimalisasi biaya perawatan fasilitas umum.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah (BPKAD) tengah mempersiapkan syarat-syarat lelang dan kontrak pengelolaan GOR untuk diberikan kepada pengusaha.

"Kami segera laksanakan lelang apabila ketentuan dan klausul perjanjian kontrak pengelolaan telah selesai. Mudah-mudahan proses adminitrasi cepat selesai sehingga lelang pengelolaan GOR bisa dimulai depan," katanya di Balai Kota, Senin (25/5/2015).

Dia menuturkan latar belakang Pemprov menawarkan pengelolaan GOR ke pihak swasta lantaran biaya perawatan (maintenance) yang dibayarkan pemerintah terbilang besar. Menurutnya, Pemprov DKI harus merogoh dana Rp5 miliar-Rp10 miliar untuk biaya perawatan tiap GOR saban tahun.

Meski dana yang dikeluarkan tak sedikit, pria yang akrab disapa Ahok ini mengatakan kondisi kebersihan gedung saranan olahraga di Jakarta tetap mengenaskan. Selain pengelolaan sampah yang buruk, sebagian besar WC di GOR juga kotor dan bau.

Lebih lanjut, dia meminta Kepala BPKAD untuk merumuskan kontrak pengelolaan fasilitas umum antara pemerintah dan swasta secara jelas. Hal ini dilakukan untuk menghindari eksploitasi di kemudian hari.

"Intinya saya gak mau pemerintah buang-buang dana APBD untuk perawatan yang sia-sia. Biar aja swasta yang urus. Namun, saya tetap minta swasta memperbolehkan semua warga Jakarta, khususnya anak-anak, bisa berolahraga gratis," katanya.

Sebelumnya, Ahok-sapaan Basuki- mencoret anggaran rehab total GOR Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur dari pelaksanaan APBD DKI 2015. Anggaran rehab total GOR Velodrome sebesar Rp 409 miliar, dinilainya terlalu besar. Bahkan anggaran sebesar itu bisa digunakan untuk membangun sebuah villa atau tempat penginapan mewah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini