Ekspansi ke Malaysia, Bank Mandiri Akan Lebih Hati-hati

Bisnis.com,26 Mei 2015, 10:26 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Karyawan PT Bank Mandiri Tbk melayani nasabah. /Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyatakan enggan tergesa-gesa untuk melakukan ekspansi ke Malaysia kendati otoritas di Negeri Jiran tersebut mulai melunak terhadap ekspansi bank asing.

Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, mengungkapkan perseroan tengah menunggu ketentuan yang rinci terkait izin ekspansi di Malaysia.

"Bilateral agreement kan general. Jangan sampai kami buka, sudah investasi, ternyata gak bisa berkembang," jelasnya seperti dikutip dari harian Bisnis Indonesia, Selasa (26/5).

Dia menekankan, Bank Mandiri ingin izin yang diberikan Bank Negara Malaysia (BNM) selaku otoritas perbankan di sana konsisten. Pasalnya, bank berlogo pita emas ini pernah mengalami hambatan usaha pengiriman uang atau remittance di sana.

"Kami punya pengalaman boleh buka cabang remittance office, nggak ada batasan. Kami buka 20 cabang disetujui. Begitu buka 6 cabang dalam 6 bulan distop. Kan kami jadi rugi dong," ungkap Budi.

Menurut Budi, penghentian pembukaan cabang tersebut dilakukan dengan alasan BNM perlu melakukan audit atas rencana Bank Mandiri. Berkaca pada pengalaman itu, Budi menekankan Bank Mandiri akan lebih berhati-hati dalam melakukan investasi di Malaysia.

Budi mengatakan kapasitas modal Bank Mandiri juga mencukupi untuk ekspansi ke Malaysia karena modal minimum yang disyaratkan BNM untuk anak usaha bank asing mencapai MYR300 juta atau sekitar Rp1,094 triliun. Sementara itu, modal Bank Mandiri per Maret 2015 mencapai Rp89,68 triliun.

Budi mengatakan tim dari Bank Mandiri telah menemui BNM untuk membahas kejelasan terkait izin yang akan diberikan kepada perseroan. "Mereka bilang boleh, bolehnya boleh apa?Kalau cuman boleh buka satu cabang dan disuruh setor Rp5 triliun, susah kan kami, itu barrier, mesti-hati-hati," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini