Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Ina Perdana Tbk menyatakan berencana mengubah target pendapatan perseroan menyusul peningkatan beban bunga dan potensi kenaikan kredit bermasalah (NPL).
Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina, mengatakan pengubahan target pendapatan tersebut akan dilakukan dalam perubahan rencana bisnis bank (RBB).
"Kami kaji lagi target profitnya karena dana justru tumbuh di atas target sehingga terbebani negative interest," jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (26/5/2015).
Per Maret 2015, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Ina tumbuh34,56% menjadi Rp1,61 triliun.
Sementara itu penyaluran kredit mencapai Rp1,22 triliun atau tumbuh 4,07%. Alhasil, margin bunga bersih (NIM) tergerus 105 basis poin menjadi 3,8%.
Penurunan NIM menyebabkan pendapatan bunga bersih Bank Ina hanya tumbuh 1,11% menjadi Rp16,94 miliar. Adapun, perolehan laba bersih turun 61% menjadi Rp1,64 miliar.
Edy mengatakan, hingga akhir tahun, Bank Ina sebelumnya menargetkan tingkat NIM di level 4,3%. Namun, tekanan beban bunga dan potensi kenaikan kredit bermasalah (NPL) membuat tingkat NIM bisa turun menjadi 4%.
Di sisi lain, Bank Ina tidak mengubah target pertumbuhan kredit sebesar 10% tahun ini.
Edy menjelaskan, pelonggaran kebijakan makro prudensial yang direncanakan oleh Bank Indonesia memang akan mendorong pertumbuhan kredit di sektor properti dan turunannya pada semester II 2015 mendatang.
Namun, seluruh sektor ekonomi menurut Edy baru akan mengalami percepatan pertumbuhan pada 2016, terlebih jika pemerintah merealisasikan belanja untuk pembangunan proyek-proyek infrastruktur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel