Kemenperin Putus Asa Lindungi Industri Komponen Lokal

Bisnis.com,27 Mei 2015, 02:19 WIB
Penulis: Kahfi
Komponen otomotif/Ilustrasi-Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian mengungkapkan sukarnya melindungi pemain lokal sektor komponen yang kini kian tergerus akibat hantaman pemain luar maupun melonjaknya biaya produksi.

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah (IKM) Euis Saedah mengatakan hingga saat ini kementerian masih kesulitan menangani persoalan pemain lokal sektor komponen. Menurutnya, tidak ada pendataan serta tersebarnya pelaku industri membuat kementerian sulit merancang program khusus.

Dia menilai kehadiran pemain asing sektor komponen pun menambah berat langkah pemain lokal. Sejauh ini, Kemenperin belum bisa memagari pasar pemain lokal.

Akibatnya pun tak tanggung-tanggung, sekitar empat perusahaan lokal gulung tikar. Bahkan, menurut Euis, mayoritas pekerja usaha kelas IKM itu telah dipecat.

"Kami masih terus memikirkan jalan keluarnya, kami akan mengusahakan sentra buat mereka, tapi belum mendapat tempat yang harganya layak serta menunjang," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (26/5/2015).

Sebaliknya, sejauh ini pelaku industri komponen lokal mengaku terlindas pemain asing yang kelas usahanya pun masuk kategori IKM. Bedanya, IKM yang mayoritas berasal dari Jepang itu mendapat banyak fasilitas, seperti pembinaan dan pembangunan sentra.

Sekretaris Koperasi Industri Komponen Otomotif Rony Hermawan mengungkapkan kedatangan pemain asing sektor komponen otomotif dari luar negeri telah menggeser peranan pelaku lokal. Menurutnya, jejak pemain asing itu sudah ada sekitar dua tahun lalu.

Terutamanya seiring dengan kehadiran industri serupa asal Jepang yang biasa disebut Japanese Small Medium Enterprises (SMEs). Kini himpunan industri kecil menengah (IKM) Jepang itupun mempunyai pusat aktivitas di daerah Cikarang, Jawa Barat.

Dia memandang kehadiran IKM Jepang telah menggantikan posisi IKM komponen otomotif lokal. Meski tak semua IKM Jepang tersebut mempunyai fasilitas produksi, mereka dapat berperan sebagai penghubung antara produsen otomotif (APM) dan pemain lokal.


Alhasil, banyak profit yang terpangkas. Kondisi terakhir, menurut Rony, terdapat empat perusahaan anggota KIKO yang gulung tikar akibat kondisi pasar demikian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini