Jelang Moratorium, Ini Strategi Nusron Agar TKI Purna Tak Lagi ke Luar Negeri

Bisnis.com,03 Jun 2015, 20:45 WIB
Penulis: Fatkhul Maskur
Kepala BNP2TKI Nusron Wahid (kanan) berbincang dengan salah seorang peserta pelatihan TKI Purna di Yogyakarta, Selasa (12/5/2015). /bnp2tki

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) memfokuskan kegiatan pada peningkatan kualitas TKI purna, yaitu TKI yang akan dipulangkan menjelang masa moratorium TKI ke negara-negara di Timur Tengah.

"Tujuannya agar para TKI purna atau mantan TKI yang dipulangkan bisa mandiri dan tidak menjadi TKI lagi. Kita buat prioritas program 2016 itu namanya TKI Purna yang kita berikan pelatihan," kata Kepala BNP2TKI Nusron Wahid saat rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (3/6/2015).

Politisi Partai Golkar itu menambahkan bahwa nantinya pelatihan untuk para TKI tersebut tergantung kemauan dan melihat potensi daerah dari para TKI tersebut. Menurutnya, pelatihan yang didasari dari potensi itu akan lebih efektif untuk bekal para TKI kembali ke daerahnya masing-masing.

"Macam-macam nanti pelatihannya. Konsepnya ada pelatihan pertanian, wirausaha seperti restoran ada juga salon. Ya itu tergantung potensi daerahnya," terang Nusron.

Untuk target, Nusron menyebutkan pihaknya akan memberikan pelatihan terhadap TKI purna tersebut hingga belasan ribu TKI. "Setahun targetnya 16.000 (TKI Purna)," sebut dia.

Ke depannya, lanjut Nusron, pasca dilatih para TKI purna tersebut tidak langsung dilepas begitu saja untuk mengembangkan apa yang didapatkan dalam pelatihan. BNP2TKI tegas dia, akan mencarikan jalan keluar dengan menggandeng donatur agar TKI purna tersebut dapat bekerja atau berusaha secara profesional.

"Ini kan disebutnya konsep inkubasI dan itu ada 5 tahap. Di antaranya TKI purna itu dilatih, diajak produksi dan didampingi dan dicarikan penjamin dari pembiayaan (produksi pasca pelatihan) dan penjualan hasil produksi," papar Nusron.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini