MAHASISWA UI DIBUNUH: Jibril, Sang Penemu Surat Ace Dipindahkan ke Asrama UI

Bisnis.com,03 Jun 2015, 09:25 WIB
Penulis: Yusran Yunus
Almarhum Akseyna Ahad Dori (Ace)/facebook/yus

Kabar24.com, JAKARTA - Jibril, teman indekos Aksena Ahad Dori, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) jurusan Biologi Universitas Indonesia yang ditemukan tewas mengapung di Danau Kenanga UI Depok 28 Maret 2015, sudah sebulan terakhir ini tinggal di Asrama UI.

Menurut Humas UI, Refelly Dwi Asuti, Jibril menjalani perkuliahan seperti biasanya. "Yang bersangkutan memang meminta untuk dipindahkan ke Asrama UI. Belum bisa ditentukan sampai kapan," kata Refelly.

Jibril adalah teman dekat Ace yang menemukan surat di Wisma Widya, Beji, tempat indekos Ace.

Polisi menjadikan surat itu sebagai salah satu petunjuk mencari pelaku pembunuhan terhadap Ace. Deborah, grafolog Amerincan Handwriting mengungkap ada dua orang yang menulis surat yang ditemukan di kamar indekos Ace.

Temuan itu mengungkap tulisan pertama identik dengan tulisan Ace, sedangkan ada bagian tulisan tangan dan tanda tangan yang dibuat oleh orang lain.

Pihak UI, papar Refelly, berharap polisi dapat mengungkap kasus tewasnya Ace. UI telah menyerahkan seluruh proses penyidikan kepada pihak kepolisian.

Sejauh ini UI kooperatif dengan memberikan data dan ahli untuk mengungkap kematian Ace. "Tenaga ahli dari kedokteran forensik dan psikolog UI sudah diperbantukan," katanya.

Sebelumnya Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Khrisna Murti memaparkan ada titik terang dari kejanggalan kematian Ace yang telah dua bulan lebih itu.

Mulai terkuak, ada pihak lain yang terlibat dalam kematiannya. "Polisi kini menggunakan skenario korban tewas tidak wajar karena sebab yang ditimbulkan orang lain," katanya.

Dugaan pembunuhan atas kematian Ace berdasarkan kesimpulan yang diambil dari bukti-bukti yang cukup kuat. Salah satunya hasil otopsi Rumah Sakit Polri Kramat Jati yang menemukan banyak luka lebam di bagian tubuh Ace.

Ayah Ace, Sus Mardoto dari awal mencurigai kematian anaknya tidak wajar dan mendapati banyak kejanggalan, misalnya ada bongkahan batu di dalam tas serta luka memar pada tubuh anaknya.

Selain itu, menurut Mardoto, kalimat "Will not return for please don't search for existence, my apologies for everything eternally" yang ditemukan pada secarik kertas di kamar kos Ace di Kelurahan Kukusan, Beji, Depok, bukan tulisan anaknya.

"Karena kalau bunuh diri tidak akan melakukan cara serumit itu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusran Yunus
Terkini