Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan kejahatan pada sistem pembayaran secara konvensional masih mendominasi.
Director Payment System Policy and Oversight Department Bank Indonesia Ida Nuryanti mengatakan kejahatan pada sistem pembayaran secara konvensional yakni seperti kartu anjungan tunai mandiri (ATM) maupun kartu kredit yang hilang dicuri masih mendominasi.
"48,5% kejahatan sistem pembayaran dilakukan konvensional dengan mencuri ATM, PIN, dan kartu identitas," ujarnya dalam acara Symposium Nasional Cyber Security di Hotel Borobudur, Rabu (3/6/2015).
Untuk fraud cyber crime, lanjutnya, masih sangat rendah dilakukan. Hanya 2,75% kejahatan dilakukan dengan membuat kartu palsu atau melalui serangan cyber.
"Fraud cyber crime sangat rendah. Namun, begitu seseorang menulis di media bahwa uangnya hilang tanpa melakukan perintah transfer ini yang dampaknya besar. Dari jutaan pengguna internet hanya beberapa yang kena. Tapi itu gaungnya luar biasa kami tetep handel sungguh-sungguh," terangnya.
Bank Indonesia pun melakukan sejumlah upaya untuk mencegah kejahatan perbankan yang dapat menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat pada penggunaan alat pembayaran.
Selain melakukan pengawasan pada penerbit kartu alat pembayaran, Bank Indonesia juga melakukan edukasi, perlindungan konsumen, hingga menggandeng pihak kepolisian dalam rangka menekan kejahatan perbankan.
"Ini memang tidak mudah, secara pondasi dan hukum harus kuat. Kami ingin cyber security dapat mendukung rancangan sistem pembayaran untuk ningkatin ekonomi nasional," tutur Ida.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel