Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pembiayaan PT Intan Baruprana Finance Tbk. (IBFN) akan mendapatkan pinjaman bank asing senilai Rp200-400 miliar pada awal semester II/2015.
Samuel Kendra, Direktur Keuangan IBF mengatakan pendanaan tersebut akan dialokasikan untuk diversifikasi usaha ke lini bisnis anjak piutang atau factoring.
“Dalam waktu satu-dua bulan lagi dapat pendanaan dari bank internasional, insyallah kami akan langsung gerak kearah sana,” katanya, seperti dikutip Bisnis, (4/6/2015).
Sampai saat ini, porsi pinjaman bank masih mendominasi pendanaan IBF sekitar 80% yakni Rp1,3 triliun sedangkan 20% atau Rp300 miliar atau didapatkan dari medium term notes. IBF memiliki 16 rekanan bank dalam bentuk pinjaman rupiah maupun dollar.
Kendati baru akan diluncurkan, Samuel menargetkan porsi pembiayaan factoring dapat mencapai 10% dari target pembiayaan tahun ini sebesar Rp1,2 triliun.
Jap Hartono, Direktur Utama IBF mengatakan pembiaayaan factoring dibidik sebagai perluasan usaha karena sesuai dengan background yang dimiliki perusahaan.
“Meskipun banyak multifinance yang mulai masuk KPR tapi background SDM kami lebih banyak bankers. Jadi kami coba pakai keahilian kami di factoring ini,” katanya.
Selain diversifikasi lini usaha, IBF juga baru memulai pembiayaan alat-alat rumah sakit. Hartono mengatakan hal tersebut sebagai sebagai strategi dalam menghadapi bisnis pembiayaan.
Hartono mengatakan pihaknya belum menyetop pembiayaan untuk sektor alat berat meskipun bisnis pertambangan tengah lesu. Namun, pembiayaan baru alat berat pertambangan terus mengecil menjadi 15% sedangkan 85% sisanya disumbang dari non pertambangan.
“Perlu diingat bahwa alat berat itu tidak selalu mining, tapi kami tetap memberikan pembiayaan juga untuk infrastruktur dan engineering,” ujarnya.
Jonggi Siallagan, Corporate Secretary IBF menjelaskan komposisi pembiayaan alat berat tambang eksisting berubah signifikan. Pada 2013, porsi pembiayaan alat berat tambang mencapai 65% namun pada akhir tahun lalu alat berat tambang hanya berkontribusi terhadap 50% bisnis IBF.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel