Lebih dari 60% Pabrik Gula BUMN Tidak Efisien

Bisnis.com,11 Jun 2015, 20:53 WIB
Penulis: Dara Aziliya
Pabrik Gula/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Lebih dari 60% pabrik gula milik pemerintah ditengarai tidak dapat melakukan operasional dengan maksimal karena sejumlah faktor, terutama usia peralatan dan gedung yang sudah berusia tua.

Tim ahli Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Yadi Yusriadi menyampaikan dari total 48 pabrik gula yang dinaungi Kementerian BUMN, hanya satu pertiganya atau sekitar 35% yang dapat beroperasi dan berproduksi secara normal.

“Kalau dari pemetaan yang AGI lakukan, dari 63 total pabrik gula itu yang paling bermasalah yang 48 punya BUMN. Saya kira tidak sampai sepertiga yang bisa survive nantinya. Tapi ini perlu kajian mendalam lebih lanjut,” jelas Yadi di Jakarta, Kamis (11/6).

Yadi menjelaskan kurangnya produktivitas pabrik gula tersebut karena kebanyakan dibangun sudah sangat lama, yaitu pada zaman penjajahan Belanda. Oleh karena itu, pabrik-pabrik itu kini tidak memiliki kemampuan recovery yang maksimal.

Kemampuan recovery atau tingkat efisiensi yang maksimal dibutuhkan untuk meningkatkan rendemen tebu yang diolah untuk menghasilkan gula. Tanpa kemampuan ini, kendati memasok banyak bahan baku, pabrik gula tetap tidak dapat memperoleh nilai tonase yang maksimal.

Menurut Yadi, saat ini tingkat efisiensi pabrik gula rata-rata di Indonesia hanya mencapai level 73. Untuk dapat beroperasional dengan baik, skor efisiensi harusnya berada di level 80. Ketetapan AGI tersebut pun ditetapkan lebih rendah dari standar efisiensi pabrik gula dunia yaitu 85.

“Itu perhitungan secara teknisnya. Kalau 80 itu sudah cukup bagus. Pabrik gula yang secara teknis tidak bisa ke arah sana, sebenarnya sudah tidak layak lagi beroperasi bahkan tidak layak direvitalisasi,” jelasnya.

Dia menerangkan saat ini bahkan ada pabrik gula BUMN yang telah beroperasi sejak tahun 1800-an akhir. Ditambah lagi, sebagian besar pabrik gula masih menggunakan tenaga kerja dalam jumlah besar sehingga secara ekonomis biaya pokok produksinya cukup tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bastanul Siregar
Terkini