DPR: Tingkatkan Insentif Fiskal Untuk Pacu Pertumbuhan Berkualitas

Bisnis.com,18 Jun 2015, 17:55 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro (kanan) didampingi Dirjen Anggaran Askolani menyampaikan penjelasan mengenai kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal 2016 kepada wartawan di Jakarta, Kamis (28/5). Rencana kerja pemerintah pada 2016 diarahkan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur guna memperkuat fondasi pembangunan yang berkualitas, sesuai visi Nawacita, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,8-6,2%. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah  terobosan berani dan keputusan-keputusan penting Kementerian Ekonomi untuk meningkatkan investasi dalam negeri seperti kebijakan tax allowance dan tax holiday dinilai mampu mencapai pertumbhuahn berkualitas.

Demikian dikemukakan oleh Sekretaris Panja DPR untuk Penerimaan Negara Mukhamad Misbakhun di Gedung DPR, Kamis (18/6/2015). Pernyataan itu disampaikannya  menanggapi pernyataan mantan Menkeu Chatib Basri yang mengingatkan pemerintah untuk tidak mudah mengumbar fasilitas insentif untuk meningkatkan daya tarik investasi.

Menurutnya, situasi global dan persoalan yang dihadapi Kementerian Keuangan saat ini berbeda dengan situasi saat Chatib menjabat sebagai Menteri Keuangan.

“Pemerintah saat ini tengah menghadapi situasi mendesak yang membutuhkan terobosan dan keberanian untuk menarik investasi masuk ke Indonesia,” tegas Misbakhun di Gedung DPR RI, Kamis (18/06/2015). Menurut Anggota Komisi XI DPR  tersebut, langkah membatasi fasilitas insentif tersebut merupakan sebuah kemunduran.

Menurut Misbakhun, melalui dua terobosan, yakni tax allowance dan tax holiday, pemerintah sedang menunjukkan komitmennya dalam upayanya mencapai pertumbuhan berkualitas.

“Yakni pertumbuhan ekonomi yang secara signifikan memperbesar ketersediaan lapangan pekerjaan dan menurunkan angka kemiskinan,” ujarnya.

Mengenai anggapan tidak terpenuhinya target penerimaan pajak karena fasilitas pajak yang diberikan pemerintah, Misbakhun melihatnya bukanlah persoalan utama.

Menurutnya, tax allowance dalam jangka pendek memang berdampak pada berkurangnya penerimaan pajak. Akan tetapi, dalam jangka panjang penerimaan pajak akan meningkat seiring berubahnya iklim investasi yang lebih bergairah sehingga mendorong pertumbuhan industri nasional.

“Bila ini tercapai, tentu target pertumbuhan ekonomi yang berkualitas bukan lagi sekadar cita-cita,” ujarnya.

 
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini