Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menilai industri perbankan nasional mencatatkan kinerja yang stabil dan memiliki ketahanan sistem yang memadai.
Tirta Segara, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI dalam siaran persnya, Kamis (18/6/2015) mengatakan ketahanan industri perbankan tetap kuat dengan risiko kredit, likuiditas dan pasar yang cukup terjaga, serta dukungan modal yang kuat.
"Pada April 2015, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) masih tinggi, sebesar 20,5%, jauh di atas ketentuan minimum 8%," katanya.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) tetap rendah dan berada di kisaran 2,5% (gross). Dari sisi fungsi intermediasi, pertumbuhan kredit tercatat 10,4% (yoy), menurun dari bulan sebelumnya sebesar 11,3%.
Pertumbuhan dana pihak ketiga pada April 2015 tercatat sebesar 14,2% (yoy), menurun dari bulan sebelumnya sebesar 16,0% (yoy). Ke depan, sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi dan upaya BI untuk melonggarkan kebijakan makroprudensial, pertumbuhan kredit diperkirakan akan meningkat.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia hari ini memutuskan tingkat suku bunga acuan BI Rate bertahan di level 7,5%.
Selain itu RDG memutuskan suku bunga deposit facility 5,50% dan lending facility pada level 8%.
Keputusan tersebut sejalan dengan upaya untuk menjaga agar inflasi berada pada sasaran inflasi 4±1% pada 2015 dan 2016, serta mengarahkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat dalam kisaran 2,5%-3% terhadap PDB dalam jangka menengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel