Bisnis.com, SAMARINDA – Nilai transaksi nontunai di Provinsi Kalimantan Timur sepanjang Triwulan I 2015 tercatat sebesar Rp108,61 triliun, mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu yang tercatat Rp96,54 triliun saja.
Namun, dari sisi volume transaksi, volue transaksi non tunai pada triwulan I 2015 tercatat 277.654 kali, turun dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu yang mencapai 317.303 kali.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Mawardi BH Ritonga optimistis transaksi non tunai di Kaltim akal terus meningkat seiring gencarnya upaya sosialisasi gerakan non tunai yang dilakukan otoritas Bank Indonesia Kaltim.
Menurutnya, volume transaksi non tunai pada triwulan I 2015 yang tercatat lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu belum dapat merepresentasikan capaian transaksi non tunai secara keseluruhan.
“Ini baru triwulan I, sangat mungkin pada triwulan berikutnya transaksi non tunai meningkat baik nilainya maupun volumenya,” katanya kepada Bisnis, Senin (22/6/2015).
Dia mengungkapkan nilai dan volume transaksi non tunai pada periode-periode berikutnya akan meningkat seiring dengan mulai meningkatnya kativitas ekonomi baik diperbankan serta di pemerintahan.
Sebelumnya, terkait dengan sosialisasi gerakan non tunai di Kaltim, Deputi Bidang Ekonomi dan Keuangan Harry Aginta mengemukakan fokus sosialisasi gerakan non tunai di Kaltim adalah para pelajar dan pedagang pasar tradisional.
Menurutnya, transaksi non tunai yang terjadi di dua sektor ini masih minim, padahal, sebutnya, kedua sektor ini sangat potensial untuk dikembangkan sistem transaksi pembayaran atau jual beli non tunai.
“Sektor pendidikan dan perdagangan khususnya perdagangan di pasar tradisional adalah target sosialisasi kami,” ungkapnya.
Dia menyebutkan untuk sektor pendidikan, pihaknya menyiapkan program memfungsikan kartu pelajar sebagai alat pembayaran yang terkait dengan biaya pendidikan pemilik kartu pelajar tersebut.
Terkait program kartu pelajar ini, Harry mengungkapkan bakal menggandeng kalangan perbankan yang beroperasi di Kaltim. Saat ini, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan beberapa perbankan yang telah menyatakan minatnya untuk ikut serta
“Sudah ada yang menyatakan minatnya, kalau keinginan kami bank daerah ikut dalam program gerakan non tunai pelajar ini, hanya saja kami juga harus lihat kesiapan mereka,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk gerakan non tunai di kalangan pedagang, pihaknya mengusulkan kartu khusus sebagai alat penarikan retribusi ke pedagang. Sehingga, melalui kartu ini pedagang tidak perlu lagi membayar uang retribusi secara tunai, cukup lewat kartu yang sudah disiapkan itu.
“Kami sudah jajaki kerjasama dengan dinas pasar setempat. Tentu ini tidak mudah, karena penggunaan kartu juga berdampak pada transparansi keuangan daerah, tetapi tahun ini akan kami coba,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel