Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan PT Bank Tabungan Negara (Persero) akan mendapat kucuran dana kelolaan milik BPJS Tenaga Kerja untuk membiayai program satu juta rumah.
Gatot Trihargo, Deputi Menteri BUMN Bidang Jasa, mengatakan dana kelolaan BPJS yang akan ditempatkan di BTN diestimasi mencapai Rp48,5 triliun per tahun.
"Ini bisa mendanai ribuan rumah pekerja, kontribsi dari BPJS sekitar 300.000 unit rumah," jelasnya seperti dikutip dari harian Bisnis Indonesia, Selasa (23/6/2015).
Menurut Gatot, penyertaan dalam jumlah besar itu dimungkinkan dengan adanya perubahan PP No. 99 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
Revisi beleid ini memungkinkan penempatan dana kelolaan dari sebelumnya maksimal 5% menjadi 30%. Adapun revisi direncanakan rampung pada 1 Juli 2015.
Gatot berharap penempatan dana dari BJPS akan membuat likuiditas BTN akan meningkat sehingga mampu membiayai program satu juta rumah yang digalakkan pemerintah. Selain itu, dana dari BPJS diharapkan bisa menekan biaya dana BTN.
Pasalnya, hingga saat ini struktur pendanaan BTN didominasi dana mahal, baik dari deposito maupun obligasi. Per Maret 2015, 83,55% pendanaan BTN senilai Rp131,08 triliun berasal dari dana pihak ketiga (DPK) di mana 55,34% di antaranya berasal dari deposito. Sementara itu, porsi sumber dana dari surat utang mencapai 7,59% dan 4,56% dari pinjaman.
Gatot menambahkan, penempatan dana dari BPJS juga akan mengurangi rencana penyertaan modal kepada BTN. Dia mengatakan, PMN untuk BTN direncanakan mencapai Rp1 triliun dari rencana sebelumnya sebesar Rp4,6 triliun.
Iman Nugroho Soeko, Direktur Treasury & Asset Management BTN, mengatakan perseroan masih melakukan diskusi dengan BPJS Ketenagakerjaan terkait dengan rencana penempatan dana ini.
Dia menambahkan, dana dari BPJS Ketenagakerjaan bisa ditempatkan di DPK. "Bisa dalam bentuk deposito atau giro jangka panjang seperti FLPP (fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan) dari pemerintah," katanya kepada Bisnis, Senin (22/6).
Hingga akhir tahun, BTN menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 17%-19% dengan ditopang pertumbuhan DPK sebesar 19%-20%. Per Maret 2015, pertumbuhan kredit BTN mencapai 16,86%% menjadi Rp120,15 triliun. []
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel