Berlakukan Bebas Visa 30 Negara, Devisa Tambah US$500 juta

Bisnis.com,24 Jun 2015, 17:38 WIB
Penulis: Ana Noviani
Turis asal China bebas visa ke Indonesia /spraguephoto.com
Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Pariwisata memproyeksikan terjadi peningkatan devisa sekitar US$500 juta dari penerapan bebas visa kunjungan (BVK) kepada 30 negara yang baru diterapkan pada tahun ini. 
 
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan hasil promosi penerapan bebas visa kunjugan diharapkan mulai terasa pada Juli 2015. Dengan implementasi kebijakan yang tertuang dalam Perpres No. 69/2015 itu, diharapkan ada tambahan 1 juta wisatawan mancanegara per tahun. 
 
"Tahun ini karena berlaku efektif 6 bulan, jadi tambahan wismannya 500.000. Total wisman tahun ini jadi 10,5 juta orang," tuturnya seusai rapat terbatas pariwisata di Kantor Presiden, Rabu (24/6). 
 
Arief memaparkan seiring penambahan kunjungan wisaman, devisa sektor pariwisata pun semakin meningkat. Tambahan 500.000 wisman dari 30 negara baru tersebut diharapkan menyumbang devisa sebesar US$500 juta dengan asumsi pengeluaran US$1.000/wisman.
 
"Jadi kalau satu tahun devisanya US$1 miliar atau setara dengan Rp13 triliun. Jadi kita lihat betapa mudahnya mencari uang dari pariwisata, dengan satu kebijakan saja kita sudah bisa menghasilkan," ujarnya. 
 
Selain menggenjot kebijakan bebas visa wisata menjadi 75 negara pada 2016, Menpar juga menginisiasi border tourism, yakni dengan menarik wisman non Asean yang berkunjung ke negara tetangga. Salah satunya, Singapura yang angkanya ditaksir mencapai lebih dari 8 juta orang. 
 
"Turis non Asean di Singapura ada 8 juta orang, ekspatriat yang tinggal di sana sekitar 1,7 juta orang. Mau ke Kepri sudah karena urus visa, sekarang 45 menit bisa langsung ke Kepri," kata Arief. 
 
Menpar menambahkan dalam jangka menengah dan panjang, pemerintah fokus pada pengembangan kawasan ekonomi khusus bidang pariwisata. Pasalnya, Indonesia memiliki 222 daerah potensial kawasan wisata.
 
"Kita punya 222 kawasan wisata. Kita ambil kerjakan tahun ini, karena kita perlu akselerasi," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini