Pemerintah Perlu Investigasi FSRU Lampung

Bisnis.com,25 Jun 2015, 17:08 WIB
Penulis: Rustam Agus

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah dinilai perlu mengambil upaya konkret atas ketidakmampuan PGN menyerap gas untuk kebutuhan domestik.

“Masalah ini sudah sangat mendesak. Pemerintah harus segera melakukan investigasi terhadap persoalan yang melibatkan PGN tersebut!” kata anggota DPR Effendi Simbolon, Kamis (25/6).

Melalui investigasi, lanjutnya kepada wartawan, dapat diketahui duduk persoalan secara jelas.  

Apakah PGN memang tidak mampu menjual gas tersebut atau ada motif lain sehingga ada peluang untuk mengalihkan penjualan gas tersebut.

“Semua harus dibuka melalui investigasi. Apalagi, modus operandi semacam itu bukan tidak mungkin terjadi,” kata Effendi.

Dia menilai memang layak dipertanyakan jika secara tiba-tiba PGN tidak bisa menyerap gas domestik sesuai komitmen.
Pasalnya, mencari konsumen atau industri yang mampu menyerap gas tentu tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.  

Bahkan ketika FSRU dipindahkan dari Belawan ke Lampung, tentu dengan alasan bahwa pangsa pasar di Lampung lebih menjanjikan.

“Ada apa ini? Mengapa ujug-ujug tidak bisa menyerap? Jangan lupa, jual gas tidak sama dengan jual es mambo yang bisa dilakukan seketika,” katanya.

Effendi mengaku tak heran terhadap kondisi tersebut karena sejak awal tak yakin terhadap kapabilitas direksi dan komisaris PGN.

“Ketika pergantian direksi saya sudah terkejut dan pesismistis bahwa akan ada perubahan. Kenyataannya kondisi PGN sekarang memang lebih amburadul,” katanya.

Sebelumnya PGN mengakui FSRU Lampung tidak mampu menyerap gas yang seharusnya menjadi komitmen mereka.

Kepala Divisi Korporat PGN Irwan Andri Atmanto mengatakan sejak 6 bulan lalu, FSRU Lampung berhenti mengalirkan gas kepada PLN.

FSRU Lampung, menurut Irwan, pernah mengalirkan gas ke PLTGU Muara Tawar yang dioperasikan PLN. "Namun saat ini pasokan berhenti karena menunggu pembicaraan lebih lanjut dengan DPR."

Persoalan FSRU Lampung juga dibenarkan Dirjen Migas IGN Wiratmaja Puja juga menyatakan bahwa salah satu penyebab dialihkannya penjualan gas ke luar negeri, karena memang infrastruktur yang belum memadai.

Akibatnya, banyak industri yang seharusnya membutuhkan gas tetapi terpaksa menggunakan BBM/listrik/batubara. “Termasuk FSRU Lampung yang masih memerlukan pengembangan infrastuktur pipa dan lain-lain, supaya bisa terserap optimal.”

Karena itu Wiratmaja berharap pembangunan infrastuktur terus berlanjut sehingga diharapkan pada 2019 benar-benar siap dan tidak ada gas yang dijual ke luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini