Bisnis.com, JAKARTA--Indeks harga saham gabungan pada hari ini, Senin (29/6/2015), ditutup merosot 0,82% ke level 4.882,58 di saat hampir seluruh indeks bursa Asia melemah tertekan sentimen Yunani.
Sentimen global dari krisis utang Yunan telah menekan IHSG 1,16% ke level 4.865,96 pada jeda siang hari ini.
IHSG saat pembukaan saham awal pekan, langsung terjungkal 0,54% ke level 4.896,23.
Indeks harga saham gabungan ditutup merosot 0,82% ke level 4.882,58 di saat hampir seluruh indeks bursa Asia melemah tertekan sentimen Yunani.
Tekanan terhadap IHSG berlanjut pada sesi II perdagangan BEI.
Indeks membuka sesi II melemah 1,01% ke level 4.873,06 pada pukul 14:30 WIB.
“(Dampak Yunani) 1-2 hari. Setelah itu rebound. Perbankan (diperkirakan paling berpengaruh atas sentimen Yunani),” kata Analis Riset Panin Sekuritas Purwoko Sartono
Sentimen global dari krisis utang Yunan telah menekan IHSG 1,16% ke level 4.865,96 pada jeda siang.
IHSG anjlok 1,09% ke 4.869,46. “Investor tak usah takut. Ini sesaat (dampak krisis Yunani). (Lagi pula) kalau (terjadi) pelemahan, (waktunya) membeli (saham yang harganya sudah di level murah karena telah terpangkas pelemahan),” kata Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee saat dihubungi harui ini, Senin (29/6/2015).
IHSG melemah 0,87% ke 4.880,36.
“Ya (IHSG dipengaruhi sentimen Yunani). (Kemungkinan hari ini IHSG ditutup melemah) sampai 1%,” kata Analis Riset Panin Sekuritas Purwoko Sartono saat dihubungi hari ini, Senin (29/6/2015).
Seperti diketahui Yunani berpotensi gagal bayar,s etelah menolak proposal tambahan yang diajukan kreditor untuk memperoleh bailout lanjutan, guna menyelesaikan utang jatuh tempo pada 30 juni 2015.
Pembukaan saham awal pekan, IHSG terjungkal 0,54% ke level 4.896,23 dari penutupan sehari sebelumnya 4.923,00. Pelemahan IHSG seiring dengan merosotnya bursa regional akibat krisis Yunani.
Yunani krisis, IHSG diprediksi berpotensi ke bawah 4.900
Yunani mulai bayangi bursa saham, bursa Korsel pun terjungkal pagi ini
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menganalisa gerak IHSG pada akhir pekan lalu.
Analisanya adalah:
“Laju IHSG yang berfluktuatif tampaknya masih terjadi di perdagangan akhir pekan. Minimnya sentimen positif tertutupi oleh sentimen negatif dari imbas pelemahan bursa saham AS dan Eropa sebelumnya seiring belum tuntasnya masalah Yunani dengan IMF serta imbas pemberitaan akan pelemahan kinreja para emiten di Tiongkok yang menyebabkan laju bursa saham Asia kembali melanjutkan pelemahannya. Meski sempat menguat di awal sesi dan menimbulkan harapan akan kembali menguatnya IHSG namun, pelaku pasar memanfaatkan penguatan tersebut untuk profit taking. Adanya sentimen positif dari akan dirilisnya peraturan kepemelikan asing pada properti hingga seumur hidup dan rencana akan kenaikan PTKP menjadi Rp36 juta tidak terlalu kuat membuat IHSG positif. Sebelumnya kami sampaikan, Pelemahan yang terjadi membuka peluang pelemahan lanjutan jika tidak diimbangi oleh aksi beli. Apalagi sentimen yang mewarnai laju IHSG saat ini lebih banyak negatifnya dibandingkan positifnya. Bahkan jikapun ada sentimen positif maka hanya dijadikan ajang profit taking sehingga penguatan yang terjadi hanya sesaat. Meski kami berharap laju IHSG dapat bergerak positif, namun tetap mewaspadai masih adanya potensi pelemahan. Pasca menguat di awal sesi, laju IHSG berbalik melemah namun, di akhir sesi laju IHSG mampu kembali menguat meski tipis. Laju IHSG yang sempat melemah juga didukung oleh laju rupiah yang masih melemah. Adapun transaksi asing kembali melakukan aksi beli. Transaksi asing net buy.Dari net sell Rp150,31 miliar menjadi net buy Rp131,52 miliar.”
Hari ini IHSG tentunya akandipengaruhi kemungkinan Yunani gagal bayar untuk utang jatuh temponya pada Selasa (30/6/2015).
Seperti diketahui Yunani berencana untuk menutup bank-bank Senin, setelah keputusan Perdana Menteri Alexis Tsipras melakukan referendum pada 5 Juli pada paket bailout, yang diusulkan mendorong penabung untuk memulai penarikan uang pada akhir pekan.
Bank Sentral Eropa membekukan bantuan darurat tersedia untuk pemberi pinjaman Yunani pada Minggu.
Diprediksi Yunani akan membayangi upaya stimulus China.
"Hal yang akan sangat sangat fluktuatif, dan ada banyak yang dapat berubah sangat cepat. Reaksi spontan untuk pelemahan euro. Ancaman default ke IMF besok, sepertinya kepastian. Tidak ada mandat hukum Eropa untuk menyelamatkan Yunani," kata Sam Tuck, Ahli Strategi Mata Uang Senior ANZ Bank New Zealand Ltd, seperti dikutip Bloomberg, Senin (29/6/2015).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel