Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia memperkirakan pertumbuhan aset industri pembiayaan sepanjang semester I/2015 berada di kisaran 5-9% atau lebih rendah dari pertumbuhan semester I/2014 sebesar 14%.
Ketua APPI Suwandi Wiratno mengatakan beberapa faktor seperti menurunnya penjualan kendaraan bermotor sejak awal tahun, masih belum membaiknya sektor komoditas serta melambatnya perekonomian Indonesia membuat pertumbuhan aset masih berada di kisaran moderat sampai semester I/2015.
“Dengan beberapa faktor itu mungkin pertumbuhan masih tertekan di bawah 10%, kemungkinan sama dengan pertumbuhan aset April 2015 sebesar 7% year on year," katanya, seperti dikutip Bisnis.com, (30/6/2015)
Sampai April 2015, aset industri pembiayaaan sebesar 7% mencapai Rp427 triliun atau masih tumbuh 7% dari pencapaian periode yang sama tahun lalu Rp399,16 triliun.
Di sisi lain, total aset semester I/2014 mencapai Rp412,7 triliun atau melonjak 14% dibandingkan periode yang sama tahun 2013 yakni Rp359,01 triliun. Pada semester I/2015, Suwandi memperkirakan pertumbuhan yang sama sulit dicapai.
"Untuk momen Lebaran tahun ini saja industri masih tumbuh, namun tetap tidak setinggi pada tahun lalu," ujarnya.
Kendati demikian, dia mengatakan industri pembiayaan setidaknya masih tetap tumbuh walaupun stimulus ekonomi global telah menggerus perekonomian sangat dalam di beberapa negara, salah satunya China.
Meskipun industri pembiayaan masih menunggu kebijakan penurunan uang muka, aktifnya belanja pemerintah dan harapan perbaikan ekonomi global, dia memperkirakan industri diperkirakan tetap tumbuh moderat dibawah 10% sampai akhir tahun.
"Empat tahun terakhir industri tumbuh 13-14%, namun tahun ini kami tetap perkirakan pertumbuhan dibawah 10%. Yang pasti industri masih bisa tumbuh," ujarnya.
Apalagi, laba industri multifinance masih cenderung stabil kendati penurunan penjualan kendaraan bermotor masih terjadi. Sampai April 2015, laba yang berhasil dikumpulkan industri multifinance mencapai Rp3,9 triliun.
"Keseluruhan tahun lalu, laba industri mencapai Rp12 triliun. Apabila dirata-ratakan dengan saat ini, masih stabil dan cenderung bisa dipertahankan sampai akhir tahun," katanya. []
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel