Indeks Literasi Keuangan Rendah Picu Komplain

Bisnis.com,01 Jul 2015, 17:51 WIB
Penulis: Muhamad Hilman
Pelayanan di salah satu bank syariah./Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com,BEKASI-Kendati indeks literasi keuangan di Indonesia masih rendah, nyatanya indeks utilitas atas produk dan jasa keuangan mencapai 59,74%.

Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Sri Rahayu Widodo mengatakan, indeks literasi keuangan Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga lain, seperti Malaysia yang telah mencapai indeks literasi keuangan mencapai 60%-70% dan Filipina yang mencapai 30%-40%.

"Singapura ya pasti jauh lebih tinggi indeks literasinya," katanya di sela-sela acara. edukasi keuangan di Asrama Haji Bekasi, Selasa (30/6/2015).

Namun demikian, indeks utilitas atau penggunaan produk dan jasa keuangan di Indonesia telah mencapai 59,74%. Hal ini terlihat dari hasil Survei Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI).

Kondisi ini, katanya, kerap memicu terjadi potensi komplain dari masyarakat terhadap jasa dan produk keuangan. "Dampaknya komplain dan sebagainya. Sebaiknya masyarakat atau nasabah paham dulu."

Literasi keuangan yang digagas OJK merupakan upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat atas produk dan jasa keuangan dan lembaga, baik bank maupun lembaga non bank seperti asuransi dan pergadaian.

Dengan memahami literasi keuangan, diharapkan masyarakat akan memiliki ketrampilan dalam memilih jasa keuangan yang cocok sesuai kebutuhan. Selain itu, masyarakat meyakini uang mereka yang berada di bank maupun lembaga non bank lainnya selalu aman atau terproteksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bastanul Siregar
Terkini