DPR Minta Investigasi Forensik Kecelakaan Hercules

Bisnis.com,03 Jul 2015, 19:55 WIB
Penulis: Ashari Purwo Adi N
Proses evakuasi puing pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Rabu (1/7)./Antara- Hafidz Mubarak A.

Bisnis.com, JAKARTA - Komisi I DPR meminta pemerintah segera melakukan investigasi forensik terhadap pesawat milik TNI-AU jenis Hercules C-130 yang mengalami kecelakaan di Medan, Sumatra Utara, agar penyebab kecelakaan segera diketahui.

Effendi Simbolon, Anggota Komisi I dari Fraksi PDI-P, mengatakan hanya melalui investigasi forensik, pemerintah bisa penyebab kecelakaan pesawat angkut militer yang diketahui juga mengangkut warga sipil itu.

“Saat ini, dugaan hanya mengarah kepada faktor usia pesawat militer tersebut. pesawat Hercules itu produksi Lockheed, AS, pada 1964,” katanya dalam diskusi di Kompleks Gedung Parlemen, Jumat (3/7/2015).

Atas uzurnya pesawat tersebut, muncul kemungkinan penggantian suku cadang dengan yang tidak semestinya. “Suku cadangnya juga sudah tidak ada, sehingga dikhawatirkan perawatannya dilakukan dengan cara kanibal dengan sparepart yang belum tentu kompatibel.”

Belum lagi, paparnya, TNI juga kekurangan dana untuk melakukan perawatan sejumlah alat utama sistem pertahanan di Tanah Air. “Anggaran mereka masih minim sehingga sangat sulit melakukan perawatan.”

Hal seada diungkap oleh pengamat intelijen dan militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati. “Tragedi jatuhnya pesawat angkut militer tersebut perlu diinvestigasi lebih dalam oleh pemerintah,” katanya seperti dikutip dalam situs resmi dpr.go.id

Dengan jatuhnya pesawat itu, jelasnya, jangan lantas dijadikan alasan untuk melaukan modernisasi terhadap alutista.

“Saya melihat ketika pesawat jatuh, kita terpaku pada modernisasi pesawat tua. Itu tidak tepat. Kita tahu ada kelebihan overweight, pasti ada kebijakan, harus menyentuh sumber daya manusia dan punishment, disiplin militer, dan sejauh mana pengaturan pengelolaan alusista ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini