PREDIKSI IHSG: Sentimen Negatif Yunani Diyakini Bertahan Sepekan Ini

Bisnis.com,06 Jul 2015, 20:32 WIB
Penulis: Riendy Astria
IHSG

Bisnis.com, JAKARTA- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi di tengah penurunan indeks saham global akibat sentimen negatif dari Yunani. Sentimen tersebut diprediksi akan merundungi pasar saham Indonesia selama sepekan ini.

Pada perdagangan Senin (6/7), indeks melemah 1,33% ke level 4.916 setelah bergerak di antara 4.913-4.960. Sebanyak 61 saham naik, 228 saham turun, 67 saham tidak bergerak, dan 200 saham tidak ditransaksikan.

Di Asia, mayoritas indeks saham terkoreksi. Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Nikkei225 di Jepang yang turun -1,58%, indeks Kospi di Korsel melemah -0,83%, dan indeks Hang Seng di Hong Kong terkoreksi sebesar -3,07%.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan pelemahan tersebut disebabkan oleh sentimen Yunani di mana referendum menolak bantuan zona Euro. Menurutnya, hari ini (Selasa) zona Euro akan menggelar pertemuan untuk menentukan nasib Yunani.

Bila diputuskan Yunani keluar dari zona Euro, maka koreksi di pasar saham akan terus berlanjut. “Kalau diputuskan Yunani dikeluarkan, maka akan ada koreksi lagi. Seminggu ini, Yunani akan mempengaruhi bursa,” kata Hans, Senin (6/7).

Dia memperkirakan, efek sentimen Yunani akan berpengaruh ke pasar saham hingga pekan depan. Setelah itu, sentimen akan hilang dengan sendirinya. “Harusnya efeknya tidak signifikan pada Indonesia. Perdagangan Indonesia ke Yunani 0,1% saja dan zona Euro 2,5%,” tambahnya.

Namun demikian, bila Yunani benar-benar keluar, maka akan menyebabkan penghapusan buku utang Yunani dan berpotensi menekan ekonomi zona Euro. Kemudian, dampaknya ekonomi akan memengaruhi ekonomi dunia dan turunnya harga komoditas dunia seperti batu bara, minyak, CPOdan sebagainya

Diprediksi, IHSG pada pekan ini akan terkoreksi hingga ke level 4.850. Yang dikhawatirkan oleh banyak orang adalah langkah Yunani akan diikuti oleh negara-negara sakit lainnya di zona Euro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bastanul Siregar
Terkini