Asia Pasifik & Afrika Jadi Pasar Menjanjikan untuk Produk Halal RI

Bisnis.com,07 Jul 2015, 13:16 WIB
Penulis: News Editor
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri mendorong produk-produk halal Indonesia memasuki pasar di kawasan Asia, Pasifik, dan Afrika karena ada potensi pasar yang menjanjikan bagi produk halal Indonesia di kawasan tersebut.

"Populasi Muslim sebesar 1,6 miliar dari total populasi dunia merupakan potensi pasar yang menjanjikan untuk produk halal Indonesia," kata Direktur Jenderal Aspasaf Kemlu Yuri O. Thamrin, Selasa (7/7/2015).

Yuri menyebutkan menurut laporan "Global State of Islamic Economic", permintaan produk halal dunia akan mengalami pertumbuhan sebesar 9,5% dalam enam tahun ke depan, yaitu dari US$2 triliun pada 2013 menjadi US$3,7 triliun pada 2019.

Terkait potensi tersebut, Kementerian Luar Negeri melalui Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika (Ditjen Aspasaf) menyelenggarakan kegiatan diskusi bertema "Identifikasi dan Pemetaan Pasar Produk Halal", di IPB International Convention Center, Bogor pada Senin (6/7/2015).

Sebanyak 200 perusahaan produsen produk halal makanan, minuman, kosmetik dan obat-obatan diundang dalam kegiatan diskusi itu.

Diskusi tersebut dihadiri oleh narasumber dari beberapa kementerian/lembaga, antara lain Plt. Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kemenlu, Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kementerian Perdagangan, Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika MUI (LPPOM MUI), Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Komite Timur Tengah, Perwakilan KBRI di Muscat.

Yuri menyampaikan diskusi itu dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha di Indonesia untuk lebih memahami mengenai pasar produk halal di kawasan Asia Pasifik dan Afrika.

"Perkiraan kenaikan permintaan untuk produk halal tersebut merupakan peluang sekaligus tantangan bagi pelaku usaha dalam negeri," ujarnya.

Di samping itu, kata dia, Indonesia juga akan menghadapi pasar ekonomi Asean pada akhir 2015, sehingga ekspor perlu ditingkatkan untuk memperoleh devisa bagi negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini