Bisnis.com, JAKARTA--Bank-bank bermodal inti di bawah Rp1 triliun tengah mempersiapkan diri untuk naik kelas menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) II.
Direktur Utama PT Bank Mayora Irfanto Oeij mengatakan perseroan berencana menjadi bank BUKU II pada kuartal III/2015. Saat ini, modal inti perseroan sekitar Rp900 miliar.
"Harusnya di bulan Juni kami naik kelas. Tapi, ada beberapa masalah, jadi kami naik kelas di kuartal III lah," ucapnya di Jakarta baru-baru ini.
Irfanto menuturkan, untuk naik kelas perseroan akan diberi suntikan modal oleh pemegang saham. Dana segar yang diberikan kepada perseroan senilai Rp114 miliar.
Adapun perseroan memiliki rencana untuk melantai di bursa efek dalam jangka waktu 5 tahun mendatang. Irfanto menyebut sebelum perseroan memutuskan untuk melakukan initial public offering (IPO) atau penawaran perdana saham, banyak persiapan yang harus dilakukan.
"Dari segi infrastuktur, sumber daya manusia (SDM), good corporate governance (GCG), juga kinerja perusahaan harus diperbaiki sebelum IPO," ujarnya.
Untuk saat ini perseroan fokus mengembangkan sistem teknologi informasi. Bank Mayora tengah bersiap melakukan migrasi core banking system pada semester II tahun ini. Dengan core banking system yang baru ini diharapkan semakin mendukung pertumbuhan fee based income dan jaringan e-channel bank, sehingga dapat menopang profibilitas bank semakin kuat ke depannya.
Per semester I/2015, Bank Mayora berhasil membukukan laba bersih senilai Rp18,77 miliar atau naik sebesar 101,52% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp9,31 miliar.
Selain Bank Mayora, PT Bank Ina Perdana juga berencana untuk rights issue untuk meningkatkan permodalan dan naik kelas menjadi BUKU II.
"Triwulan IV tahun ini kami akan rights issue sekitar Rp150 miliar. Modal kami saat ini Rp300 miliar, masih jauh untuk jadi BUKU II, namun kami lakukan bertahap sesuai dengan kesiapan infrastruktur kami," ucapnya Direktur Utama Bank Ina Perdana Edy Kuntardjo.
Edy menjelaskan perseroan memilih untuk berkembang dengan kekuatan sendiri ketimbang melakukan konsolidasi dengan bank BUKU I lainnya.
Setelah rights issue pada akhir tahun nanti, Bank Ina secara bertahap akan kembali melakukan aksi korporasi untuk menambah permodalan. Namun, Edy belum bersedia mengungkapkan secara rinci.
"Untuk sisanya, kami ada kesempatan untuk bikin business plan lagi, misal 2016 modal kami jadi Rp1 triliun atau ada tahapan lain lagi," kata Edy.
Saat ini, saham Bank Ina Perdana sebesar 38,38% dimiliki oleh masyarakat, 37,62% oleh OCBC Securities PTE LTD-Client A/C, 20% oleh PT Philadel Terra Lestari dan 4% oleh perserorangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel