Industri Asuransi: Pasar Modal Jadi Pilihan

Bisnis.com,08 Jul 2015, 15:57 WIB
Penulis: Amanda Kusumawardhani
Refleksi pengunjung melihat pergerakan IHSG./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA--Sejumlah pelaku industri keuangan memilih untuk mencari tambahan modal kerja dan pengembangan perseroan melalui pasar modal dalam waktu dekat.

Hal tersebut ditunjukkan dengan rencana PT Victoria Insurance untuk melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) pada Oktober tahun ini. 

“Sejauh ini, rencananya masih on track, bahkan kami sudah melakukan site visit. Pada penawaran saham perdana ini, kami mematok dapat meraup setidaknya Rp30 miliar-Rp40 miliar,” kata Technical Director Victoria Insurance Fatchurhuda di Jakarta, seperti dikutip Bisnis.com, Rabu (8/7)

Nantinya, dirinya mengungkapkan dana tambahan yang diperoleh dari IPO tersebut akan dipergunakan untuk modal kerja dan pengembangan perusahaan asuransi yang berada dalam Victoria Grup ini.

Hingga saat ini, permodalan Victoria Insurance berkisar Rp100 miliar-Rp150 miliar. Angka tersebut, ungkapnya, masih kurang untuk memenuhi kebutuhan minimal cadangan likuiditas. Tidak hanya itu, beberapa rencana pengembangan perusahaan telah dianggarkan setelah IPO dilakukan.

Setelah resmi melakukan IPO pada Oktober nanti, Fatchurhuda berancang-ancang mampu meraup premi bruto hingga Rp150 miliar pada tahun ketiga. Target kenaikan premi bruto tersebut akan dilakukan secara bertahap selama tiga tahun setelah IPO mulai dari Rp 70 miliar pada 2016, dan terus meningkat menjadi Rp80 miliar pada tahun kedua.

Victoria Insurance sendiri berada dalam Grup Victoria yang terdiri dari perusahaan yang bergerak di jasa keuangan, perbankan, pertanian, dan perkebunan. Induk dari grup ini adalah PT Victoria Investama Tbk yang merupakan perseroan terbatas yang bergerak dalam bidang investasi.

Di sisi lain, PT Resuransi Maipark Indonesia juga berencana melakukan right issue untuk meningkatkan kapasitas permodalannya. Pasalnya, perusahaan reasuransi berancang-ancang untuk mengembangkan skema bencana nasional.

Menurutnya, saat ini, ekuitas Maipark Indonesia mencapai 256 miliar. Tidak hanya itu, pengembangan skema asuransi bencana nasional juga membutuhkan dana yang tidak sedikit, misalkan untuk melakukan studi pasar dan risetnya.

“Jumlah segitu untuk reasuransi memang sudah mencukupi. Tetapi, untuk mengembangkan bisnis, termasuk melebarkan sayap ke asuransi bencana alam, saya rasa penambahan modal dimungkinkan,” jawab Direktur Utama Maipark Indonesia Yasril Y. Rasyid .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini