Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan permintaan kredit pada kuartal II/2015 tidak setinggi periode yang sama tahun lalu meski menguat dibandingkan kuartal sebelumnya.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan indikasi tersebut tercermin dari nilai saldo bersih tertimbang (SBT) hasil survei perbankan kuartal II/2015 sebesar 66,7%, lebih rendah dari 87,9% pada kuartal II/2014.
"Bila dibandingkan dari kuartal sebelumnya mengalami peningkatan dari 13,7%. SBT kuartal II/2015 merupakan yang terendah dalam lima tahun terakhir," ujarnya dalam Survei Perbankan Kuartal II/2015, Jumat (10/7/2015).
Faktor utama yang menghambat penyaluran kredit baru selama kuartal II/2015 yakni relatif rendahnya kebutuhan pembiayaan dan belum membaiknya kondisi usaha debitur seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Dia menambahkan perbankan juga mewaspadai terjadinya kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) terutama pada kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi.
"Pada Mei 2015, NPL KMK dan KI masing masing tercatat sebesar 2,94% dan 2,81% mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,18% dan 0,25% dari Maret 2015," kata Tirta.
Rendahnya penyaluran kredit selama kuartal II/2015, lanjutnya, juga tercermin dari persentase responden yang memiliki realisasi kredit baru dibawah kredit atau deviasi di atas 5% sebesar 73,3%, lebih tinggi dari 67,4% pada kuartal sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel