Bisnis.com, BANDUNG – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan memperbesar penempatan investasi dana dalam instrumen deposito ketimbang saham di tengah gejolak pasar modal sepanjang semester I/2015.
Jefri Haryadi, Direktur Investasi BPJS Ketenagakerjaan mengatakan portofolio investasi saham memang terkoreksi 21% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sampai Juni 2015, total hasil investasi saham turun menjadi Rp2,7 triliun dari sebelumnya Rp3,47 triliun pada Juni 2014. Sebaliknya, hasil investasi deposito meningkat 22,3% menjadi Rp2,55 triliun dari sebelumnya Rp2,08 triliun.
Selain itu, hasil investasi surat utang juga menanjak 20,6% menjadi Rp3,99 triliun dari sebelumnya Rp3,31 triliun. Peningkatan juga terjadi untuk instrumen reksadana dan properti yang masing-masing naik 97,4% dan 23,7%.
“Pasar modal tengah mengalami koreksi sehingga itu ter-reflect dari portofolio kami, kami masukkan ke deposito dulu. Begitu sudah masuk level bottom, baru kami masuk,” katanya seperti dikutip Bisnis, (13/7/2015).
Kendati demikian, dia meyakini hasil investasi saham dapat mencapai target portofolio akhir tahun ini sebesar Rp5,05 triliun atau 25,15% dari seluruh portofolio BPJS Ketenagakerjaan sampai akhir tahun.
“Koreksi ini hanya sentimen temporer saja. Semester II tentu lebih baik sehingga bisa membuat kami take profit dan sesuai dengan target portofolio,” ujarnya.
Sampai saat ini, Jefri mengatakan penempatan saham di lembaga jasa keuangan masih memberikan return yang positif. Selain itu, dia meyakini penempatan dana di sektor infrastruktur akan sangat menjanjikan pada semester II/2015 nanti.
Adapun, dia mengatakan pihaknya akan segera melakukan review setelah hasil kuartal II/2015 tersebut diketahui untuk merancang stratagi baru agar target akhir tahun tercapai.
Secara keseluruhan, BPJS Ketenagakerjaan mencatatkan hasil investasi sebesar Rp10,09 triliun atau 50,32% dari target akhir tahun yakni Rp20.07 triliun sepanjang semester I/2015.
Rasio Yield of Investment (YOI) mencapai 10,51%. Sektor saham masih mencatatkan YOI tertinggi sebesar 14,11%, diikuti dengan properti dan reksadana masing-masing 13,08% dan 10,33%.
Di sisi lain, total dana investasi mencapai Rp194,93 triliun atau telah mencapai 83,6% dari target akhir tahun sebesar Rp233 triliun sampai akhir semester I/2015.
Kontribusi terbesar masih disumbangkan surat utang sebesar 46,91%, deposito 23,69%, saham 20,89%, reksadana 7,92% dan investasi langsung 0,59%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel