Virus Pada Cakar Tupai Tewaskan 3 Peternak di Jerman

Bisnis.com,13 Jul 2015, 12:58 WIB
Penulis: Newswire
ilustrasi (reuters)

BANDUNG--Tiga peternak Jerman meninggal setelah tertular virus strain baru dari tupai-tupai mereka. Pria tersebut meninggal dalam dua hingga empat bulan setelah mengalami ensefalitis, yang merupakan bentuk peradangan di otak.

Studi menemukan kelahiran virus yang tidak diketahui sebelumnya telah ditemukan dalam tupai dan sampel otak dari ketiga pria tersebut, menunjukkan bahwa virus itu telah ditularkan dari binatang tersebut.

Setidaknya dua dari tiga pria telah digigit atau dicakar tupai, binatang eksotis dari Mexico Selatan dan Amerika tengah yang kadang orang menyimpannya sebagai hewan peliharaan.

Tiga peternak tupai yang terkena ensefalitis antara tahun 2011 dan 2013 yang menyebabkan demam, menggigil, kelemahan, kebingungan, dan kesulitan berjalan. Tes penyebab biasanya pada kondisi ini tidak mengungkapkan bagaimana mereka terkena virus ini dan juga tes lain yang lebih rinci.

Sebuah tes genetik dari salah satu pemilik tupai oleh peternak mengidentifikasikan virus jenis baru (jenis virus yang sering ditemukan di kuda dan domba), yang peneliti sebut dengan VSBV-1.

Dalam studi lebih jauhnya virus ini ditemukan dalam jaringan otak pada ketiga pria tersebut dan antibodi terhadap virus ditemukan di dalam darah dan cairan tulang belakang dari salah satu pria, menunjukkan virus yang memungkinkan menjadi penyebab kematian pria tersebut.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa menganjurkan orang-orang pada Februari untuk tidak memberi makan atau berdekatan dengan tupai setelah ditemukan adanya hubungan potensial yang pada studi lebih lanjut.

Kehadiran virus dalam ketiga pria tersebut telah ditegaskan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine kemarin. Para dokter mengatakan ancaman terhadap orang lain masih rendah.

Dr. Marc Siegel, professor kedokteran dari NYU Langone Medical Center, mengatakan pada HealthDay, “Kemungkinan kelahiran virus tersebut, yang umumnya ditemukan di kuda dan domba telah ada dalam tupai yang mencakar pria-pria tersebut, menyebabkan gejala neurologis dan perilaku.

Ia menambahkan, “Ada kemungkinan virus ini bisa menular ke tupai lain dan kadang-kadang pada manusia, tapi kami tidak bisa melihat penyebaran selanjutnya, karena tidak ada bukti virus ini menyebar dari manusia ke manusia.”

Sumber: Dailymail.co.uk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yanto Rachmat Iskandar
Terkini