Genjot Produksi, Pupuk Indonesia Investasi Rp55,8 Triliun

Bisnis.com,14 Jul 2015, 21:45 WIB
Penulis: Sukirno
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Perusahaan pelat merah PT Pupuk Indonesia (Persero) menyiapkan dana US$4,2 miliar setara dengan Rp55,8 triliun (Kurs Rp13.300/US$) untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga 2019.

Direktur Investasi dan Pengembangan Pupuk Indonesia Nugraha Budi Eka Irianto mengatakan investasi tersebut digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga 19 juta ton sampai 2019. Peningkatan kapasitas dilakukan dengan membangun pabrik baru dan menaikkan kapasitas produksi pabrik eksisting.

"Kalau semua menggunakan urea, investasi diperkirakan mencapai US$4,2 miliar yang berasal dari kas internal, pinjaman bank, dan obligasi," ungkapnya, Selasa (14/7/2015).

Dia mengatakan kebutuhan dana tersebut akan dipenuhi sebesar 65%-70% dari eksternal. Sisanya, perseroan akan merogoh dana dari kas internal.

Perseroan juga tengah mengkaji penerbitan obligasi untuk kebutuhan pendanaan. Namun, dia belum dapat memastikan rencana itu akibat masih memantau kondisi pasar serta kebutuhan perusahaan.

Pada Juli 2014, Pupuk Indonesia telah menerbitkan obligasi dengan nilai mencapai Rp2,15 triliun. Saat itu, kupon bunga yang dipatok untuk obligasi dalam dua seri sebesar 9,625%-9,95% per tahun.

Sepanjang tahun ini, Pupuk Indonesia mengalokasikan dana Rp13 triliun untuk investasi. Penyerapan investasi telah mencapai 35% hingga Mei 2015.

Sejumlah proyek yang telah selesai dan masih berlangsung a.l. Pabrik Kaltim 5 di Bontang, Pusri 2B di Palembang, Amorea 2 di Petrokimia Gresik, Refam Asam Fosfat di Gresik, dan Petro Jordan Abadi.

Tahun lalu, perseroan menggelontorkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp11 triliun.

Kapasitas produksi saat ini, sambungnya, mencapai 12 juta ton per tahun. Beroperasinya pabrik Kaltim 5 diperkirakan akan menambah kapasitas 200.000 ton sehingga total akhir tahun kapasitas perseroan mencapai 12,5 juta ton.

Penggenjotan kapasitas produksi hingga 19 juta ton itu, katanya, diperkirakan membutuhkan dana US$700 juta-US$800 juta per pabrik urea berkapasitas produksi 1 juta ton per tahun. Sedangkan, untuk investasi pabrik nitrogen phospate kalium (NPK) dengan kapasitas yang sama diperkirakan mencapai US$450 juta.

Sementara itu, Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Koeshartono mengatakan pada tahun ini pendapatan perseroan diperkirakan akan flat. Pasalnya, kebutuhan pupuk di dalam negeri juga diperkirakan mendatar.

"Tahun ini pendapatan flat sekitar Rp60 triliunan," imbuhnya.

Pada tahun lalu, Pupuk Indonesia mengantongi pendapatan Rp64,62 triliun, naik 14,73% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan volume penjualan pupuk pada tahun lalu meningkat 5,6% year on year.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini