Sebelum membahas kesana kita flash back kepada jenis-jenis uang. Uang ada dua macam uang kartal dan uang giral. Uang kartal maksudnya liquidity atau cash flow. Dalam rumah tangga uang kartal disebut uang kertas cash.
Sedangkan uang giral berbentuk sertifikat tanah, deposito, saham, BPKB, DLL uang assets yang tidak berbentuk cash.
Nah kondisi pasar Indonesia ini kekeringan uang chartal. Kekurangan uang beredar. Misalnya ada Rp225 triliun dana APBD yang belum cair.
Di DKI Jakarta saja APBD sebesar Rp70 triliun serapannya hanya 25% saja. Jadi tidak seperti krismon 1998 Dana APBD Indonesia sehat. Apalagi dibandingkan Yunani. Coba lihat. Presiden Jokowi mendorong percepatan pembangunan MRT dan LRT dikebut. Busway sekarang made in Sweden. Terakhir kita beli barang Swedia itu Volvo. Salah satu sedan termewah.
Apakah pasar properti menuju panic selling? Tentu tidak. Ada 4 alasan utama mengapa pasar properti Indonesia tahap sun rise. Beberapa Lokasi mengalami koreksi harga. Misalnya daerah Menteng mengalami koreksi menjadi sekitar Rp90 juta. Beberapa ruko di Kelapa Gading juga mengalami penurunan.
1. Indonesia itu luas sekali. Tanah di Serpong sampai Balaraja kosong sedang dfibangun. Tanah di Cilincing kosong sedang dibangun JORR Dari cakung ke ancol. Di PIK sedang mulai dibangun 24 pulau buatan reklamasi pantai Jakarta. Jembatannya sudah ada dan tanahnya sudah mulai ditanam tiang pancang.
2. Daerah bandara tepatnya daerah exit dekat bandara menjadi trend baru. Biasa dibangun ruko, disana banyak dibangun stand alone building. Gedung kantor dibangun terpisah. Hotel Amaris, DLL. Harga tanah dekat bandara masih Rp2.5 juta - 9 juta. Masih tergolong murah untuk ukuran DKI. Juga daerah Rawa buaya. Namanya seram tapi disana menjadi pusat Apartment Ciputra International.
3. Kredit KPR penetrasinya masih Kecil paling sekitar 15% dana pinjaman masuk KPR dibandingkan dengan negara maju yang propertinya mahal dana bank bisa mencapai 80% untuk KPR.
4. Harga tanah di Indonesia masih tergolong murah dibandingkan KL harganya 4x lipat Indonesia. Apalagi dibandingkan Singapura harga tanahnya 6x lipat Indonesia.
Singapura melihat pasar Indonesia seperti berlian. Pulau-pulau sekitar Singapura masih banyak untuk ukuran Singapore masih bisa dibangun 10x ukuran pulau Singapura. Bayangkan pulau-pulau masih kosong. Pulau Rempang, pulau Galang, pulau Bintan dan masih banyak lagi menjadi masa depan investasi Singapura ke Indonesia. Nantinya dibangun pulau zona industry yang terhubung jembatan ke Singapura seperti halnya Pulau Sentosa.
Penulis:
Goenardjoadi Goenawan
Penulis 10 buku buku manajemen
Trainer dan konsultan mengenai membuka paradigma baru tentang uang
goenardjoadi @ gmail.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel