Bank Mandiri Kaji Ulang Nilai Suntikan Modal ke BSM

Bisnis.com,23 Jul 2015, 21:30 WIB
Penulis: Annisa Sulistyo Rini
Aktivitas di Bank Mandiri/Jibiphoto

Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Mandiri (Persero) Tbk akan mengkaji ulang nilai suntikan modal yang diberikan kepada salah satu anak usahanya, yakni PT Bank Mandiri Syariah.

Pejabat Eksekutif Bank Mandiri Kartiko Wirjoatmodjo menuturkan perseroan melakukan simulasi stress test hingga akhir tahun kepada anak perusahaan untuk mendapatkan angka yang tepat.

"Situasi ekonomi makro kan berubah rastis, portfolio juga berubah. Kami kaji lagi kira-kira berapa kebutuhan kami untuk menambah modal," ucapnya di Jakarta, Rabu (22/7/2015).

Kartiko menjelaskan perseroan ingin dana yang disuntikkan nanti sekaligus dapat memenuhi kebutuhan BSM untuk pencadangan, penambahan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) minimal untuk ekspansi hingga 2016, serta untuk memenuhi ketentuancountercyclical buffer yang mulai berlaku pada 1 Januari 2016.

Adapun pemberian suntikan modal ini akan dilakukan secara bertahap dan dalam bentuk dana segar. Sebelumnya, perseroan juga mengkaji pemberian suntikan modal dalam bentuk pemasukan barang sebagai modal (inbreng).

Mantan Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ini menjelaskan perseroan memilih untuk memberikan suntikan dana dalam bentuk tunai karena apabila dalam bentuk inbreng harus membayar pajak dan belum tentu dapat dimasukkan sebagai komponen CAR.

Suntikan modal ini direncanakan akan diberikan pada tahun ini dan nilainya dipastikan tidak sampai menyentuh angka Rp2 triliun. "Stress test memang sampai akhir tahun untuk memastikan berapa nilai suntikan yang harus kami berikan. Tapi, most likely tetap diberikan pada tahun ini," kata Kartiko.

Sebelumnya, Direktur Keuangan dan Strategi BSM Agus Dwi Handaya menuturkan sang induk berencana menyuntikkan dana segar kepada perseroan sebesar Rp500 miliar. Dana senilai Rp500 miliar ini dapat meningkatkan CAR perseroan sebesar 0,75% hingga 1%.

Berdasarkan laopran keuangan BSM per Maret 2015 tercatat CAR perseroan dengan memperhatikan risiko pembiayaan dan risiko pasar sebesar 12,63% atau turun dari tahun lalu yang sebesar 14,83%. "Dengan suntikan Rp500 miliar impact-nya CAR kami bisa 13% sampai 13,5%," ucap Agus.

Adapun besaran CAR dengan hanya memperhitungkan risiko pembiayaan BSM tercatat lebih tinggi, yakni 15,12% atau meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 14,90%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Setyardi Widodo
Terkini