Bisnis.com, JAKARTA - Rencana penggabungan mesin anjungan tunai mandiri bank-bank milik negara alias BUMN diundur dari target realisasi awal akibat beberapa negosiasi yang belum rampung.
Sebelumnya, pilot project konsolidasi mesin anjungan tunai mandiri (ATM) kepunyaan empat entitas bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut, ditargetkan bakal berlangsung pada akhir Juni 2015.
Namun, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya bersama tiga bank BUMN lainnya belum bisa menggelar aksi tersebut hingga akhir Juli 2015. “Kami masih negosiasi mau pakai mesin ATM dari provider mana,” jelas Budi di Jakarta, pekan lalu.
Menurutnya, jika negosiasi tersebut bisa segera menemukan titik terang, Bank Mandiri bersama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. bakal menggelar pilot project penggabungan ATM pada kuartal III/2015.
Budi memperinci rencana penggabungan mesin ATM tersebut bakal berlangsung dalam dua tahap. Pertama, yakni menggunakan 50 mesin ATM. Pada bagian tersebut, kalangan bank negara bakal menggunakan mesin ATM milik penyedia jaringan bersama.
Kedua, empat bank negara tersebut bakal menyediakan masing-masing 200 unit ATM untuk digabungkan operasionalnya. “Jadi nanti ada total 850 ATM yang digabung,” tutur Budi.
Dengan penyatuan operasional ATM tersebut, Budi menyebutkan nasabah akan tetap menikmati layanan seperti biasa dengan tarif normal. “Misalnya nasabah Mandiri mau tarik tunai di ATM tersebut, tak akan kena biaya. Kecuali transfer antarbank, tetap dikenakan biaya seperti biasa.”
Dalam jangka panjang, menurut Budi, aksi integrasi mesin ATM ini akan menjadi tunas terbentuknya prinsipal lokal. Sebab, kata dia, hal penting yang perlu disinkronisasi dalam pembentukan prinsipal lokal yakni infrastruktur.
Adapun, dalam penggabungan mesin ATM ini disebutkan juga bakal berdampak positif bagi penghematan biaya operasional dan investasi. Sebab, lanjut Budi, konsolidasi ini bakal mengurangi beban operasional mesin ATM, mengingat biaya tersebut akan dibagi empat.
Ketua Umum Himpunan Bank Negara (Himbara) Asmawi Syam sempat memperkirakan dampak penghematan biaya operasional dan investasi empat bank BUMN tersebut disebabkan adanya efisiensi dalam penambahan mesin ATM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel