Mengayuh Untung dari Bisnis Becak Mini Khas Cirebon

Bisnis.com,29 Jul 2015, 07:25 WIB
Penulis: Nenden Sekar Arum
Becak Mini/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -  Masyarakat ibu kota pasti sudah sangat jarang bertemu dengan becak, yakni alat transportasi beroda tiga yang dilarang beroperasi sejak tiga dekade terakhir. Namun, dalam beberapa tahun belakangan becak kembali muncul dalam ukuran yang lebih kecil, atau sering disebut dengan becak mini.

Becak mini tersebut sering muncul di tempat-tempat wisata dengan tujuan disewakan kepada pengunjung, khususnya untuk dikayuh dan dinaiki oleh anak-anak wisatawan.

Semakin maraknya persewaan becak mini di berbagai tempat, membuat para produsen becak mini mendapatkan untung. Omzet yang didapatkan perbulannya bahkan bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Salah satu pelaku usaha yang sudah cukup lama bergerak dalam bisnis pembuatan beca mini itu adalah Menchana yang biasa dipanggil Memen. Dia menjalankan usaha pembuatan becak mini dengan nama Becak Mini Memen.

Pria asli Cirebon itu menuturkan bisnisnya di awali dari usaha sang nenek yang juga bergerak dalam bisnis perbecakan. Semua biaya hidup dan pendidikan yang dienyamnya dihasilkan dari bisnis tersebut, bahkan saat duduk di bangku SMP secara diam-diam dia juga sering menjadi tukang becak.

“Di Cirebon banyak sekali orang yang memiliki mata pencaharian dari becak, mulai dari produsen hingga tukang kayuh becak,” kenangnya.

Namun, pada awal 2000-an, para pemilik becak mengawali kebangkrutan karena krisis moneter, dan hampir semua aset becak dijual dengan harga murah.

Melihat fenomena tersebut, dan rasa balas budi terhadap jasa becak yang sudah membiayainya hingga bisa sekolah, Memen tergerak untuk memproduksi becak secara mandiri.

Dia pun mulai belajar membuat becak dan menjalin kerja sama dengan relasi. Ternyata, beberapa kali dirinya sempat dicurangi oleh partner bisnisnya, hingga terkena  tipu oleh pelanggan membuat bisnisnya jatuh bangun.

Hingga akhirnya, pada 2008, bisnisnya pun mulai bisa berjalan lancar. Becak mini yang menjadi andalannya pun laris manis di pasaran, apalagi saat itu belum terlalu banyak pesaing di daerah lain.

Saat ini Memen memiliki kapasitas produksi hingga 100 unit becak mini, dan mampu menjual hingga 30 unit per bulan, dengan dibantu tiga orang tenaga perakit, dan dua orang tukang las.

Adapun, becak mini yang dijualnya terdiri atas tiga macam, yakni becak mini dengan desain standar, becak mini setir depan dan becak mini dengan sepeda di samping.

Becak mini standar, atau kemudi berada di belakang dibanderol dengan harga Rp2,7 juta untuk ukuran ban 16 inci, dan Rp3 juta untuk ukuran ban 20 inci, sedangkan untuk becak setir depan dan sepeda di samping masing-masing dihargai Rp4,5 juta.

Harga yang dipatoknya tersebut diakui lebih tinggi dibandingkan dengan harga pasaran becak mini lainnya. Meski demikian, dia menjamin adanya garansi yang bisa didapatkan konsumen.

“Kebanyakan becak yang murah itu modelnya beli putus, jadi kalau ada rusak-rusak sudah tidak ditanggung, tapi kami memberikan pelayanan perbaikan jika ada kendala dengan becak produksi kami,” imbuhnya.

Di samping itu, konsumen juga bisa memesan desain dan variasi becak mini sesuai dengan keinginan. Tidak ada tambahan biaya untuk pesanan khusus ini, sedangkan proses pembuatannya membutuhkan waktu sekitar satu pekan.

“Mau pesan satu atau 10, proses produksinya tetap membutuhkan waktu satu minggu, karena sekali produksi jumlahnya langsung banyak, bukan dibuat satu per satu,” katanya.

Pria kelahiran 1971 itu mengatakan mayoritas konsumen berasal dari Sumatra dan Kalimantan, serta memesan produknya untuk direntalkan di berbagai kawasan wisata di masing-masing daerah.

Sekarang, pelaku di bisnis pembuatan becak mini ini semakin menjamur. Membuat persaingan usaha semakin ketat, berbagai macam strategi harus terus dikeluarkan, termasuk salah satunya masalah inovasi.

Sebagai salah satu strategi untuk menyiasati persaingan, dia pun sengaja membidik segmen konsumen yang berbeda dengan produsen lainnya. Memen memilih pasar dari kalangan menengah ke atas yang paham atas kualitas produk.

Untuk menggaet para konsumennya tersebut, dia giat mempromosikan becak mini buatannya memanfaatkan teknologi informasi melalui website becakmini.com.

Selain itu, dia juga mencitrakan becak mini buatannya sebagai satu-satunya buah tangah khas Cirebon yang berbentuk mainan, yang bisa dijadikan sebagai hadiah ulang tahun anak, juga aksesori interior.

Selain bisa membeli secara online, konsumen juga bisa langsung mendatangi tempat produksi Becak Mini Memen yang berlokasi di Desa Klayan, Cirebon.

Memen juga mengaku, dirinya selalu berusaha bisa mengeluarkan becak mini model terbaru minimal satu per tahunnya. Selain untuk terus memperbaiki kualitas, hal itu juga bisa menjauhkan konsumen dari kebosanan.

Pada tahun ini, dia pun sudah menyiapkan desain yang siap diluncurkan. Lantaran kondisi ekonomi Indonesia dan daya beli masyarakat yang tengah melemah, dia memilih untuk menunda peluncuran becak model terbarunya.

“Saat ini permintaan becak mini memang sedang menurun, dan konsumen lebih memilih harga yang lebih murah,” katanya.

Selama menjalani bisnis ini, Memen mengaku tidak mendapati kendala yang berarti pada masalah teknis operasional. Melainkan, pada masalah modal. Dia mengaku belum pernah memanfaatkan layanan keuangan dari perbankan.

“Bisnis ini kan naik turun, saya takut kalau pinjam ke bank tiba-tiba tidak bisa membayar, jadi lebih memilih menjalankan bisnis dengan modal seadanya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini