JK: Kinerja Ekspor RI Terganggu Perlambatan Ekonomi China

Bisnis.com,30 Jul 2015, 02:10 WIB
Penulis: Ana Noviani
Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2011-2015. / Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan perlambatan ekonomi China mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia, namun tidak berkorelasi erat dengan pergerakan IHSG yang ditutup menguat 0,14% ke level 4.721,12 pada Rabu (29/7). 

JK menuturkan perlambatan ekonomi China pasti berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia. Pasalnya, China merupakan negara tujuan ekspor terbesar Indonesia.

"Pasti ada pengaruhnya, ekonomi di dunia kan saling ketergantungan," kata JK di Kantornya, Rabu (29/7/2015). 

Menurut JK, hubungan perdagangan Indonesia-China sangat dipengauhi oleh kinerja industri di Negeri Tirai Bambu. Pasalnya, mayoritas barang yang diekspor Indonesia adalah bahan baku dan bahan baku penolong yang dibutuhkan oleh industri di China. 

"Kalau perdagangan kaitannya dengan kebutuhan industri. Kalau selama industri sana ingin jalan pasti butuh bahan baku," tuturnya. 

Wapres mengatakan rontoknya bursa saham China Indeks Composite Shanghai sepanjang Juli 2015 tidak berkaitan langsung dengan pergerakan IHSG. 

Berdasarkan catatan Bisnis.com, pada Senin (27/7), Indeks Composite Shanghai dibuka melemah 2,1% ke level 3.985,57 terseret data laba perusahaan China yang memperkuat indikasi perlambatan ekonomi di Negeri Panda itu.

Sebanyak 164 saham dari 1.114 saham yang diperdagangkan di bursa Shanghai menguat, 814 saham melemah, dan 136 saham stagnan. 

"Saham kan tidak related lebih relevan dengan  situasi permodalan di sana sehingga terjadi perlemahan di pasar modalnya," ucapnya JK. 

Sementara itu, pada Rabu (29/7/2015), IHSG menghijau didorong masuknya aliran dana asing yang melakukan aksi beli senilai Rp366,64 miliar sebagai transaksi penjualan bersih 272,70 juta lembar saham.

IHSG ditutup menguat 0,14% ke level 4.721,12 setelah dibuka di level 4.733,82. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini