Bisnis.com, JAKARTA - Pada semester I/2015, PT Bank International Indonesia (BII) Tbk membukukan biaya provisi menjadi Rp952 miliar. Pembukuan provisi tersebut mengalami peningkatan sebesar 35,41% dari periode yang sama tahun 2014 dari senilai Rp703 miliar.
Presiden Direktur BII Taswin Zakaria mengatakan penambahan provisi itu sebagai tindakan antisipatif terhadap kondisi ekonomi saat ini dan memastikan praktek prudent banking.
"Kondisi domestik yang penuh tantangan menyebabkan non performing loan (NPL) bank naik menjadi 3,48% (gross) dan 2,35% (net). Bank tetap berhati-hati dengan kualitas kredit sehubungan beberapa bisnis, terutama portofolio korporasi di perbankan global, masih terkena dampak perlambatan ekonomi dan pelemahan rupiah," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Kamis (30/7/2015).
BII memperoleh laba setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) senilai Rp388 miliar pada semester I/2015.
Perolahan laba tersebut mengalami kenaikan 13,9% dari periode yang sama tahun 2014 yang senilai Rp341 miliar.
Sementara itu, hingga semester I/2015, outstanding penyaluran kredit PT Bank International Indonesia (BII) Tbk mencapai Rp108,5 triliun.
Penyaluran kredit tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 2,4% dari periode yang sama tahun 2014 yang mencapai Rp106 triliun.
"Kami akan lebih selektif dalam meningkatkan portofolio Bank dengan menjalankan disiplin ketat pada pricing baik untuk pinjaman maupun likuiditas serta secara intensif melakukan upaya untuk memperbaiki produktivitas bank," kata Taswin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel