Inflasi Tinggi, DKI Klaim Tak Bisa Intervensi Sektor Transportasi

Bisnis.com,04 Agt 2015, 05:22 WIB
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Biro Perekonomian DKI Jakarta Adi Ariantara mengklaim data rilis inflasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta pada Juli 2015 sebesar 0,97% disumbang paling besar dari sektor transportas, komunikasi, dan jasa keuangan.
 
"Saya baru dapat datanya hari ini. Sekilas saya lihat penyumbang terbesar ini datang bukan dari sektor yang saya khawatirkan selama lebaran, yakni sektor pangan tetapi justru dari sektor transpor," kata Adi kepada Bisnis.com di ruang Kabiro Perekonomian DKI, Senin (3/8/2015).
 
Adi mengaku pihaknya sudah mengantisipasi kenaikan inflasi pada masa lebaran khususnya di sektor pangan. Dia pun sudah melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga dan memastikan ketersediaan stock sejak Juni 2015.
 
Berdasarkan data BPS pada Juli tahun lalu, sektor pangan memang menjadi penyumbang inflasi terbanyak yakni 0,42% dibandingkan tahun ini yang hanya menyumbang 0,31%.
 
"Untuk makanan ini inflasi karena bahan pokok menurun, tetapi memang untuk masalah transpor dan angkutan itu di luar ranah kami sehingga kami tak banyak lakukan antisipasi. Itu ranah Pemerintah Pusat dan kami tidak bisa melakukan intervensi," jelasnya.
 
Untuk mengatasi hal ini Adi akan melakukan pembahasan lebih lanjut dengan Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta dan juga BPS Provinsi DKI Jakarta.
 
Berdasarkan data BPS tiga besar komoditi yang memberikan sumber inflasi antara lain; angkutan udara (0,325%), angkutan antar kota (0,1290%), dan daging ayam ras (0,0750%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini