Pengembang Ini Pede Harga Tanah di Bekasi Naik 35% Per Tahun

Bisnis.com,05 Agt 2015, 18:27 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Petani di Bekasi mengalami kekeringan dan menyebabkan kerugian hingga Rp3 juta per hektare./Ilustrasi-Muhamad Hilman
Bisnis.com,BEKASI -- PT Hatmohadji & Kawan (HAKA), perusahaan pengembang perumahan memprediksi harga tanah di wilayak Bekasi akan mengalami tren kenaikan tinggi dalam lima tahun depan.
 
HAKA, salah satu pengembang dalam proyek perumahan Sakura Regency 3 yang terletak di Jatimulya, Bekasi Timur memperkirakan harga tanah per meter persegi di wilayah tersebut akan naik 35% per tahun.
 
Toshitsugu Kobayashi, Presiden Direktur HAKA, mengatakan perseroan bersama PT Tokyu Land Indonesia dan Toyota Housing Corporation telah meluncurkan 467 hunian khas Jepang mulai bulan ini. "Saat ini tanah koosng dalam satu tahun saja pasti mengalami kenaikan karena lokasinya strategis," ungkapnya, Rabu (5/8/2015).
 
Dia menjelaskan, lokasi proyek perumahan yang diharap HAKA dan dua pengembang lainnya terletak 2 kilometer dari Gerbang Tol Bekasi Timur. Lokasi proyek tersebut berada di tengah Jakarta dan kawasan industri di Cikarang.
 
Kobayashi menuturkan, investasi perseroan untuk membeli tanah di lokasi tersebut mencapai Rp5,3 juta per meter persegi. Sementara itu, total luas lahan di Sakura Regency 3 mencapai 11,2 hektar. Dengan kata lain total investasi lahan mencapai Rp59,36 miliar.
 
Namun, seiring berkembanya kawasan ini, berdasarkan hasil analisis HAKA, harga tanah per meter persegi bisa mencapai Rp12 juta atau 2,26 kali dari harga awal. Kobayashi menekankan, proyek Sakura Regency 3 ditujukan untuk masyarakat yang ingin mencari hunian, bukan investor. Namun, sebagai alat investasi, unit properti yang ditawarkan perseroan cukup menjanjikan.
 
Harga per unit yang ditawarkan pengembang mencapai Rp800 juta hingga Rp2,2 miliar. Luas bangunan yang ditawarkan mencapai 50 meter persergi hingga 132 meter persegi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bastanul Siregar
Terkini