Lelaki di Tangerang Ini Hasilkan BBM Setara Premium dari Sampah Plastik

Bisnis.com,06 Agt 2015, 16:20 WIB
Penulis: Dini Hariyanti
Hamidi, (37), pengubah sampah plastik menjadi BBM setara premium dan solar./Bisnis-Dini Hariyanti

Bisnis.com, TANGERANG—Tempat pembuangan sampah akhir (TPA) Rawa Kucing milik Pemerintah Kota Tangerang tidak hanya menjadi tempat mengubah sampah jadi kompos tetapi sampai ke bensin dan etanol.

Pelakunya bernama Hamidi. Pria berusia 37 tahun ini bergabung dengan jajaran pegawai negeri sipil (PNS) pengelola TPA Rawa Kucing sejak April 2015. Sayangnya, dia bukan PNS melainkan sekadar pekerja honorer.

“Awalnya saya lakukan percobaan-percobaan pada 2010 di rumah tetapi waktu itu itu masih belum berhasil,” ucap pria yang akrab disapa Profesor itu kepada Bisnis saat ditemui di TPA, Kamis (6/8/2015).

Ketidakberhasilan yang dimaksud merujuk kepada percobaan pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM). Pada fase-fase awal percobaannya hanya mampu menghasilkan minyak mentah berwarna hitam.

Percobaan itu tidak bisa dibilang gagal, karena si minyak mentah tetap bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar tetapi baru pada taraf kompor. Setelah berkali-kali trial and error, akhirnya pada 2014 Hamidi berhasil menghasilkan BBM setara premium dan solar.

Dia mengaku semua percobaannya berdasarkan pembelajaran otodidak. Bekas pekerja kantoran di hotel ini tidak punya latar belakang pendidikan apapun terkait teknik sipil atau kimia. Membaca dari berbagai sumber, mempraktikan ulang dan menambahkan inovasi rahasia yang enggan dibocorkan.

“Kalau berpikir secara ekonomi, temuan ini sangat menguntungkan. Sumbernya dari sampah [tidak bernilai] tetapi bisa diolah jadi BBM yang bernilai ekonomi tinggi,” ucap Hamidi.

Selain membuat mengolah sampah plastik, Hamidi juga mengolah sampah sayur dan buah-buahan untuk memproduksi etanol. Pada akhirnya dua temuannya seolah saling melengkapi. Pasalnya si etanol dapat dimanfaatkan sebagai zat tambahan untuk meningkatkan kadar oktan dari BBM temuannya.

Adapun yang dikembangkannya di TPA Rawa Kucing khusus etanol saja. Sementara pengolahan plastik jadi bensin digarapnya secara personal di rumah. Berbeda dengan sampah plastik yang bisa memanfaatkan produk plastik apapun, sayur dan buah kesamaan jenis membantu menghasilkan etanol yang lebih berkualitas.

Merasa pemerintah tak serius menyikapi temuannya, Hamidi mengaku ingin bisa mengembangkan sendiri. “Saya inginnya bisa mengembangkan semua secara mandiri. Tapi regulasi yang memberatkan untuk itu,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bastanul Siregar
Terkini