SOHO Resmikan Pusat Riset Obat Herbal

Bisnis.com,14 Agt 2015, 22:01 WIB
Penulis: Shahnaz Yusuf

Bisnis.com, SUKABUMI - SOHO Global Health meresmikan fasilitas riset herbal yang disebut SOHO Centre of Excellent in Herbal Research (SCEHR), yang saat ini fokus untuk mengembangkan temulawak.

Executive Vice President SOHO Made Dharma Wijaya mengatakan fasilitas riset ini merupakan salah satu komponen dari konsep Seed to Patient yang merupakan program mumpuni pelayanan SOHO mulai dari bibit hingga produk tersebut sampai ke konsumen.

“Kelemahan kita di banding negara lain, karena pelaku usaha jarang ada yang mau berinvestasi di riset untuk produk hilir sehingga bergantung pada impor. Bayangkan, saat ini kita masih mengimpor produk ekstrak. Padahal bahan baku mentah seperti jahe dan lainnya itu dari sini,” ujarnya pada acara peresmian SCEHR, Kamis (13/8/2015).

Untuk mengembangkan penelitian untuk mencari varietas temulawak terbaik, SOHO bekerja sama dengan tenaga ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Tak hanya itu, SOHO dan IPB juga akan memberikan pelatihan kepada petani mengenai cara bercocok tanam temulawak dengan baik sehingga hasilnya maksimal.

Fasilitas tersebut berada di lahan seluas 12,5 hektare dengan pembagian 7 hektare untuk ladang sampel temulawak dan sisanya untuk sarana penunjang seperti pengolahan pupuk organik, balai pelatihan petani dan lainnya.

Komisaris SOHO Tan Eng Liang mengatakan bahwa kendati saat ini SCEHR fokus untuk mengembangkan temulawak, tidak menutup kemungkinan di masa depan akan mengembangkan jenis tumbuhan herbal lain.

“Kami ingin membuktikan khasiat obat herbal secara saintifik. Sekarang dimulai dengan temulawak, kalau sudah berhasil akan merambah ke tumbuhan lain,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Alexander Sparringa mengatakan bahwa potensi obat herbal sangat strategis di Indonesia. Adanya pergeseran perilaku ke arah kuratif ke preventif membuat banyak masyarakat menjaga kesehatan, salah satunya dengan mengonsumsi suplemen berbahan baku herbal.

“Saat ini yang tercatat di BPOM ada 900-an obat produk nasional yang mengandung temulawak. Ini perlu dikembangkan untuk mencari varietas yang paling unggul,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini