BMKG: Ini Prakiraan Cuaca Wilayah Sumatra Selatan

Bisnis.com,16 Agt 2015, 09:14 WIB
Penulis: Martin Sihombing
Cuaca berawan/ilustrasi

Bisnis.com, PALEMBANG  - Kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki 17 kabupaten dan kota itu diprakirakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika setempat berawan.

"Berdasarkan pengamatan melalui satelit, kondisi cuaca di 13 kota berawan dan empat kota lainnya berpeluang hujan dengan intensitas ringan," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan Indra Purnama di Palembang, Minggu (16/8/2015).

Menurut dia, ke-13 kota yang kondisi cuacanya diprakirakan berawan yakni Kota Baturaja, Kayu Agung, Muaraenim, Pali, Lahat, Sekayu, Pangkalanbalai, Martapura, Muaradua, Indralaya, Tebingtinggi, Palembang, dan Prabumulih.

Empat kota lainnya yang diprakirakan berpeluang hujan ringan, yakni Musirawas, Musirawas Utara, Pagaralam, dan Lubuklinggau.

Beberapa kota yang diprakirakan berawan memiliki suhu udara berkisar 24--33 derajat Celsius, kelembapan udaranya berkisar 50--96 persen, kecepatan anginnya sekitar 25 km/jam dengan arah angin sebagian besar menuju tenggara kecuali Kota Kayu Agung dan Pangkalanbalai arah angin daerah ini menuju timur.

Kota yang diprakirakan berpeluang hujan ringan memiliki suhu udara berkisar 24--33 derajat Celsius, kelembapan udaranya berkisar 52--96 persen, kecepatan angin sekitar 25 km/jam dengan arah angin seluruhnya menuju tenggara.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Yulizar Dinoto menyatakan bahwa berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya dalam kondisi musim kemarau sekarang ini terdapat beberapa daerah rawan kebakaran hutan dan lahan.

"Beberapa hari terakhir titik panas terdeteksi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin, Muaraenim, Musirawas, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur," ujarnya.

Jumlah "hotspot" di beberapa wilayah Sumsel tersebut cenderung meningkat sehingga perlu dilakukan tindakan yang dapat mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan serta bencana kabut asap.

Beberapa langkah pencegahan kebakaran hutan dan lahan serta bencana kabut asap yang berpeluang terjadi pada musim kemarau ini dengan mengimbau masyarakat dan perusahaan perkebunan agar tidak melakukan pembakaran untuk membersihkan lahan.

Melakukan pembakaran lahan pertanian dan perkebunan dapat menimbulkan bencana kabut asap yang bisa mengganggu berbagai aktrivitas dan kesehatan masyarakat.

Selain itu, kata Yulizar, pihaknya juga menyiapkan tindakan penanggulangan dengan menyiagakan petugas yang sewaktu-waktu diturunkan untuk melakukan operasi pemadaman lahan yang terbakar melalui darat dan udara, melakukan hujan buatan atau teknologi modifikasi cuaca (TMC), serta menggelar salat minta hujan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini