BPBD Sebut Kabut Asap Riau Kiriman dari Provinsi Tetangga

Bisnis.com,20 Agt 2015, 23:32 WIB
Penulis: Gemal Abdel Nasser P.
Sejumlah siswa SD Islam Terpadu Badan Pengelola Masjid An Nur terpaksa mengenakan masker di dalam kelas saat kabut asap menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Senin (27/7/2015). Sejumlah sekolah di Pekanbaru terpaksa mengurangi jam belajar dan meniadakan upacara bendera pada hari Senin akibat polusi asap kebakaran lahan dan hutan membahayakan kesehatan siswa./Antara

Bisnis.com, PEKANBARU - Sejumlah wilayah di Provinsi Riau diselimuti kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di beberapa wilayah Sumatra. 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Edwar Sanger mengatakan kabut asap tersebut merupakan kabut asap kiriman dari provinsi lain di Sumatra atau provinsi tetangga.

"Karhutla paling banyak terjadi di Provinsi Jambi dan Sumatra Selatan yang membuat sejumlah wilayah di Provinsi Riau diselimuti kabut asap," kata Edwar kepada wartawan, Kamis (20/08/2015). 

Sejumlah wilayah yang diselimuti kabut asap, antara lain di Pekanbaru yang hanya memiliki jarak pandang 2 kilometer, Rengat dengan jarak pandang 4 kilometer dan Pelalawan dengan jarak pandang hanya 800 meter. Sejumlah alat indeks standar pencemaran udara menunjukkan status "tidak sehat".

Kondisi ini dikhawatirkan akan terus terjadi selama musim kemarau. Kabut asap di Riau sempat terhenti selama beberapa pekan karena hujan terus mengguyur. .

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menemukan 720 titik panas di Sumatra. Jumlah titik panas di Sumatra Selatan mencapai 371 titik dan Jambi mencapai 247 titik, Kamis (20/08/2015). Sementara itu, di Riau sendiri terdapat 94 titik panas.

Edwar mengungkapkan pihaknya tengah melakukan pemadaman dengan berbagai upaya. BPBD  Riau melakukan water bombing di sejumlah titik api di Kabupaten Pelalawan.

BPBD beserta BMKG juga berupaya memodifikasi cuaca untuk menurunkan hujan buatan. Turunnya hujan dinilai efektif untuk memadamkan api serta mengusir kabut asap. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini