Bisnis.com, PADANG--Bank Nagari atau PT BPD Sumatra Barat menargetkan pendapatan laba Rp301 miliar menyusul revisi turun rencana bisnis bank (RBB) 2015 yang hanya dipatok tumbuh 11,5% akibat pelemahan ekonomi.
Direktur Pemasaran Bank Nagari Indra Wediana mengatakan hampir seluruh bank di Tanah Air melakukan revisi turun, karena rendahnya pertumbuhan yang menyebabkan rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan/NPL yang membengkak.
"Kami revisi pertumbuhan di kisaran 11,5%, karena memaksakan penyaluran kredit juga tidak bisa, NPL sedang tinggi. Laba juga tidak bisa tumbuh tinggi," katanya kepada Bisnis.com, Rabu (19/8/2015).
Dia menyebutkan perseroan memilih mengerem laju pertumbuhan meski likuiditas sudah melonggar, namun tertahan dari sisi kredit karena meningkatnya NPL.
Bank diminta meningkatkan kehati-hatian dalam menyalurkan kredit.Sebelumnya, Bank Nagari menargetkan laba sebesar Rp312 miliar atau tumbuh 13% dari capaian tahun sebelumnya Rp297 miliar dalam RBB yang diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, dalam revisi laba hanya ditargetkan sebesar Rp301 miliar.
Menurutnya, kinerja perseroan tahun ini belum akan optimal mengeruk laba mengingat pertumbuhan ekonomi yang masih rendah serta tingginya tekanan di industri perbankan.
Indra mengatakan manajemen menargetkan pertumbuhan aset sekitar 11% menjadi Rp20,47 triliun. Sedangkan target pertumbuhan kredit dipatok 11,55% atau Rp15,1 triliun dari tahun sebelumnya Rp13,5 triliun, dan dana pihak ketiga (DPK) 12,29% atau Rp15,3 triliun dari tahun sebelumnya Rp13,7 triliun.
Perseroan, imbuhnya, memfokuskan perbaikan laju NPL mengingat per Juni 2015 rasio kredit bermasalah bank tersebut sudah mencapai 2,97%. Salah satu strategi yang digunakan bank milik pemda Sumbar itu adalah melego sejumlah agunan untuk menstabilkan NPL.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel